Setelah
diguyur kurang lebih 2 x24 jam, anak sungai dan kolam terbentuk disetiap penjuru
kota Jakarta. Mulai dari perkampungan, mall hingga jalan protokol tak luput
dari genangan air yang lebih dikenal dengan nama “banjir”.
Daerah
elite seperti Kelapa Gading bahkan menjadi tempat terparah yang dilanda banjir.
Dulu sekitar akhir tahun 1980-an daerah yang dilanda banjir ini merupakan rawa
dan sawah, yang masih sepi nggak ada penduduknya. Kalaupun ada tempat yang agak
ramai hanya dijalan Bolulevard Barat yang kini ditempati Mall of Indonesia
(MOI) yang ada Karaoke Inul Vista-nya. Jalan ini merupakan jalan pintas atau
jalan tembus yang digunakan masyarakat dari daerah Jakarta Timur yang akan
menuju Kemayoran, Mangga Dua, Sunter hingga Kota Beos.
Namun
dengan turunnya curah hujan yang nggak berhenti selama hampir dua hari, alam melalui
air hujan meminta kembali tempatnya. Kelihatannya
dia nggak rela manusia membangun mall dan berbagai ruko disekitar situ, karena
telah merusak keseimbangan mahluk hidup yang ada.
Termasuk
fasilitas transportasi Stasiun Tanah Abang terpantau nyaris tenggelam, walau
saat ini cuma jalur kereta sepur 5 saja yang tertutup air. Andai saja PT KAI
nggak membangun tanggul yang tinggi dan kokoh disekitar stasiun tersebut, yakin
dan pasti masyarakat yang ada daerah Jatibaru, Kota Bambu, Petamburan dan
sekitarnya merasakan dampaknya.
Saat
ini ketinggian air disungai Ciliwung yang melintasi sisi stasiun tersebut lebih
tinggi dari pada jalur rel kereta api dan pemukiman penduduk. Padahal sejak
pagi hingga siang jubelan pemumpang distasiun ini nggak ada matinya. Apalagi
jurusan kereta commuter line yang melayani penumpang staiun ini cukup banyak. Hampir setiap 10
menit ada kereta masuk dan keluar, tetapi pada siang ini semua kesibukan itu
tak nampak. Mungkin ini disebabkan banyak pengguna kereta api yang rumahnya
kebanjiran jadi nggak melakukan aktivitas, bisa juga karena banjir melanda
daerah pendukung Jakarta sehingga jalur kereta api terganggu.
Mudah-mudahan
dengan munculnya sinar matahari siang ini, akan banyak membuat banjir menguap
lalu surut, agar masyarakat Jakarta dapat melakukan kegiatan rutin seperti
biasa. Sehingga perputaran roda ekonomi ibukota berjalan seperti sedia kala,
agak aneh rasanya kalau kota Jakarta sepi dan nggak macet.
Para gubernur yang pernah menjabat cuma jualan omongan doang, banjir tetap aja.
BalasHapusPenyebab Jakarta Tenggelam adalah penggunaan air tanah yang terus menerus sehingga permukaan tanah menurun.
BalasHapus