Rabu, 29 April 2015

Kapan Terakhir Kita Mendongeng...?

Semua orang basic-nya adalah bisa bercerita, mendogeng itu sama seperti yang dilakukan semua orang baik anak-anak maupun dewasa saat curhat dengan teman atau siapapun. Intinya dalam dongeng adalah menjelaskan atau menceritakan sejumlah poin, dengan dibumbui ekspresi bicara menggunakan nada yang berbeda dan menampilkan bahasa tubuh yang ekspresif.

Dalam acara yang diselenggarakan Perpustakaan Bank Indoneisia dengan tema “The Magic of Strory Telling”, M.Aryo F Zidni seorang Profesional Story Teller menyampaikan bahwa dongeng  merupakan kegiatan komunikasi kepada siapapun baik orang yang normal maupun abnormal. Disamping itu dalam mendongeng nggak sekedar hanya menghibur melalui cerita namun ada hal lain yang ingin disampaikan tentang nilai-nilai kehidupan. Sebagai contoh di Sumatera Barat ada cerita Malin Kundang, yang merupakan cerita anak durhaka terhadap ibunya sehingga dikutuk menjadi batu. Cerita ini mengandung nilai bagaimana semestinya seorang anak harus patuh dan tunduk pada ibunya.

Dongeng sangat penting untuk membentuk karakter anak, dapat meningkatkan kecerdasan majemuk anak-anak, mereka juga lebih terpacu mengungkapkan semua rasa ingin tahu lewat berbagai pertanyaan. Manfaat lain mendongeng mendekatkan dan mempererat hubungan harmonis, emosional antara orangtua dengan anaknya. Nah lebih bermanfaat lagi kalau dongeng tersebut mengandung pesan positif, kita nggak boleh khawatir kalau anak-anak apalagi yang usia balita tak mampu mencerna cerita. Sebab anak-anak dapat belajar memahami dongeng sebelum dia mampu berfikir logis.



Ketika usia kandungan seorang ibu hamil berusia tujuh bulan, sebaiknya sejak itu sudah disampaikan dongeng. Ketika anak itu lahir kedunia dia sudah familier dengan suara ayah dan ibunya, sebab ayah dan ibunya telah serting bercerita, sehingga saat ayah dan ibunya berbicara suara tersebut nggak asing lagi baginya dan membuatnya nyaman.

Pada acara yang dihadiri oleh mayoritas kaum hawa itu, Aryo menyarankan agar menyisihkan waktu menjelang tidur untuk menyampaikan cerita, mendongeng harus terlahir dari hati, sebab komunikasi dua arah akan jauh mengena apabila disampaikan dengan jujur. Akan berpengaruh besar terhadap daya imajinatif anak dan anak lebih mengerti  tentang arti body language, ekpresi muka, gerak gerik mata. Disitulah proses mendongeng akan berjalan dengan efektif.

Dalam mendongeng pilihlah cerita yang paling disukai anak-anak, karena mereka akan lebih antusias menyimak. Meskipun kita menggunakan alat bantu, tetaplah lakukan kontak mata sesering mungkin agar fokus. Cari tempat tenang dan kurangi gangguan agar anak dapat memahami isi cerita, tingkatkan partisipasi anak dengan menjadikannya bagian dalam cerita. Ekspresikan dongeng dengan gerakan tubuh dan wajah, sehingga anak menikmati setiap deskripsi, karakter tokoh dalam cerita. (AQ jaelani Dan Mia)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar