Minggu, 05 April 2015

Dee's Coaching Clinic Jakarta

Untuk menjaring minat penulis yang ada di Jakarta, khususnya penggemar tulisan berupa novel dan cerita fiksi, Perpustakaan Bank Indonesia menyelenggarakan acara yang sangat menarik, yaitu Dee Coching Clinic Jakarta dengan nara sumber Dee Lestari, penulis buku Supernova. Pada hari Minggu tanggal 5 April 2015, bertempat di Ruang Audio Visual Perpustakaan BI Menara Syafruddin Prawiranegara. Acara cukup banyak menyedot penulis Jakarta yang kebanyakan terutama penulis remaja dan kaum muda, sedangkan dari intern hanya beberapa gelintir Blogger BI tua yang hadir. 


Selain penulis pemula warga Jakarta, dari ekstern terdapat beberapa penulis novel kondang antara lain pengarang The Naked Traveller Series yaitu Trinity, pengarang buku TNSLOA yang terkenal dengan selebtwit @aMrazing adalah Alexander Thian, Jenny Jusuf penulis skenario film atau script writer, sedangkan penulis Intern ada  Junanto Hediawan  penulis buku Japan Aftershock.

Latar belakang yang membuat Dee menulis adalah karena kecintaannya terhadap membaca, dia ingin menciptakan suatu bacaan fiksi yang berkualitas, dengan membuat karakter tokoh idola pada setiap bukunya. Diselipkan pengalamannya bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat diberbagai tempat baik itu di kampungnya sendiri Tapanuli maupun, pengalaman traveling-nya ke berbagai negara. Sedangkan coaching ini tujuannya adalah memberi kesempatan pada penulis pemula untuk menceritakan pengalamannya berupa real problem dalam menulis. Sehingga semua yang disampaikan Dee adalah jawaban dari berbagai pertanyaan peserta yang sudah dirangkum dalam tweeternya.

Salah satu pertanyaannya adalah bagaimana problem dalam menulis kreatif. Sedangkan proses menulis kreatif sendiri adalah sesuatu yang bersifat formal dan sudah ada formatnya, seperti menulis skripsi, menulis makalah, menulis autobiografi dll. Namun menurut Dee proses kreatif dalam menulis yang sebenarnya adalah menulis sebuah fiksi ditambah dengan pengalaman dan  pengetahuan dan wawasan penulisnya.

Dee menjelaskan dengan panjang lebar, bahwa dalam memulai menulis yang pertama sekali adalah ide. Kemudian dari ide itu dikumpulkan dalam satu folder pribadi, lalu diberi tokoh yang akan memerankan besarta karakternya. Ide ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu pembukaan, isi sesi pertama, isi sesi kedua dan story ending dibagian ketiga. Tujuannya agar pembaca terhibur dengan pengalaman penulis yang di-share secara runtut dibumbui fakta yang terjadi dari orang yang sudah mengalaminya.


Dari berbagai buku yang pernah ditulisnya, Dee menyampaikan bahwa dalam menulis tentu nggak semua orang langsung mempunyai hasil yang berkualitas. Pada buku pertama yang ia terbitkan tahun 2001 yaitu “Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh” belum timbul rasa percaya dirinya. Begitupun dengan buku supernova yang kedua tahun 2002 “Akar”, walau kedua buku tersebut menjadi best seller,  dan sudah diadaptasi menjadi film layar lebar. Baru pada buku ketiganya tahun 2004 “Petir”, dia merasa pede bahwa bukunya ternyata benar-benar mempunyai penggemar tersendiri.

Oleh karenanya dia menganjurkan bahwa untuk menulis, janganlah penah berhenti belajar. Sebab untuk menjadi penulis yang baik nggak bisa instan lantas disukai orang. Seseorang harus terus menempa dirinya dengan pengalaman pribadi yang dialami, belajar dengan siapapun termasuk mempelajari kaidah cara-cara menulis yang baik  dan benar dari para pakar, serta menciptakan tokoh yang mempunyai keistimewaan dalam cerita yang disampaikan.

Sebagai penutup Dee juga menyampaikan agar dalam menulis, memberikan judul yang mudah di baca orang dan bisa menjadi payung dari tulisan kita. Apalagi yang menggunakan judul bahasa asing, sebaiknya beri judul yang mudah diingat dan jelas artinya, jika dibaca orang enak untuk didengar.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar