Setiap kota pasti
memiliki makanan khas, yang akan dicari oleh pecinta kuliner yang mendatangi
wilayah tersebut. Akan tetapi, nggak demikian dengan Batam. Sebagai wilayah
baru, lumayan sulit untuk menemukan jenis masakan khas di kota ini. Dengan
penduduk yang sebagian besar berasal dari luar, justru makanan asal daerah
pendatang itu yang mewarnai suasana kuliner Batam. Kalaupun ada satu dua jenis makanan
yang oleh pendatang dianggap sebagai khas Batam, semacam sup ikan, pada dasarnya ini adalah masakan impor
dari Singapore.
Repotnya banget nyari makanan
khas Batam, yang ketemu justru makanan yang familier dengan lidah sehari-hari
dirumah. Salah satunya adalah menu di sebuah rumah makan. Namanya ”Rumah Makan Sunda
Bu Joko”. Dari segi makanannya saja sudah tergolong unik untuk ukuran
Batam, mengingat rumah makan ini menyediakan bermacam sambal plus lalaban ala
Sunda. Ditambah bemacam ikan air
tawar. Unik, karena, kabarnya, Batam harus mendatangkan sayuran dari pulau
lain.
Dulu sewaktu aku
masih tugas di Batam sekitar tahun 1997 s.d 2002, RM Bu Joko masih kecil, hanya
sepetak ruangan ruko berkuran 3 x 4 meter aja. Kemarin waktu aku berkunjung
kesana dalam rangka dinas, aku terpana karena warung bu joko masih eksis dan semakin
luas. Menempati dua lantai ruko yang masing-masing seluas 7 x 7 meter, Wawww…
hebat bener. karena perjuangan yang ulet, akhirnya RM Bu Joko identik dengan
kota Batam.
Warga dan masyarakat
yang tinggal disekitar Nagoya pasti tahu warung ini, karena inilah satu-satunya
tempat makan yang menunya rumahan dan harganya sangat terjangkau. Peminat yang
datang dari pagi sampai menjelang tutup nggak pernah berhenti, bagaikan ombak
ditepi laut silih berganti.
Saking kondang dan larisnya warung satu ini, kalau lunch sering krodit nggak
kebagian tempat duduk. Kalaupun dapat duduk, belum selesai makan sudah
ditunggui orang lain yang juga akan makan disini. Lokasinya disebelah Hotel
Goodway-Nagoya, menjadikan warung ini sangat strategis jika dituju dari sengala
penjuru di Batam. Ditambah para penghuni ruko sekitar hotel itu sangat padat.
Menu yang tersedia banyak, antara lain:
sop tulang, sate kambing, gulai kambing, ikan nila goreng, lele goreng, botok,
pepes tahu, pepes ayam, sayur asem, sayur lodeh, tempe bacem, tahu bacem, telor
balado, ikan asin, urap-urapan, sambel terasi, sambel ijo, lalap-lalapan,
kerupuk, berbagai jus dan masih banyak lagi. Bikin iler jadi ngeces walau cuma
mendengar aja.
Saat pertama berkunjung aku agak ragu, sebab
makannya ngambil sendiri lalu duduk. Pikirku gimana bayarnya? Oh… ternyata pelayan
menilai harga makanan yang kita makan tak berapa lama setelah
aku menyuap makanan, sambil menawarkan minuman.
Aku nggak begitu memperhatikan apa yang dilakukan.
Sejenak dia meletakkan sepotong kertas putih di depan piringku. Oh… rupanya
begini caranya. Pelayan tersebut menghitung berapa yang harus ku bayar dengan
melihat makanan yang ada di piring. Aku jadi nggak kuatir pada apa yang telah
kumakan, karena sudah dihitung. Nanti setelah selesai makan baru dibayar sesuai
yang tercantum dalam bon.
Menikmati memu rumah makan Bu Joko serasa makan dirumah
menimati masakan istri, so jika
berkunjung ke Batam, cobain menunya. Biar jadi betah dan kangen rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar