Rabu, 10 Desember 2014

Menu Murahan Ala Bu Joko


Setiap kota pasti memiliki makanan khas, yang akan dicari oleh pecinta kuliner yang mendatangi wilayah tersebut. Akan tetapi, nggak demikian dengan Batam. Sebagai wilayah baru, lumayan sulit untuk menemukan jenis masakan khas di kota ini. Dengan penduduk yang sebagian besar berasal dari luar, justru makanan asal daerah pendatang itu yang mewarnai suasana kuliner Batam.   Kalaupun ada satu dua jenis makanan yang oleh pendatang dianggap sebagai khas Batam, semacam sup ikan,  pada dasarnya ini adalah masakan impor dari Singapore.
 
 

Repotnya banget nyari makanan khas Batam, yang ketemu justru makanan  yang familier dengan lidah sehari-hari dirumah. Salah satunya adalah menu di sebuah rumah makan. Namanya ”Rumah Makan Sunda Bu Joko”. Dari segi makanannya saja sudah tergolong unik untuk ukuran Batam, mengingat rumah makan ini menyediakan bermacam sambal plus lalaban ala Sunda. Ditambah bemacam ikan air tawar. Unik, karena, kabarnya, Batam harus mendatangkan sayuran dari pulau lain.  

 
Dulu sewaktu aku masih tugas di Batam sekitar tahun 1997 s.d 2002, RM Bu Joko masih kecil, hanya sepetak ruangan ruko berkuran 3 x 4 meter aja. Kemarin waktu aku berkunjung kesana dalam rangka dinas, aku terpana karena warung bu joko masih eksis dan semakin luas. Menempati dua lantai ruko yang masing-masing seluas 7 x 7 meter, Wawww… hebat bener. karena perjuangan yang ulet, akhirnya RM Bu Joko identik dengan kota Batam.
 
 

Warga dan masyarakat yang tinggal disekitar Nagoya pasti tahu warung ini, karena inilah satu-satunya tempat makan yang menunya rumahan dan harganya sangat terjangkau. Peminat yang datang dari pagi sampai menjelang tutup nggak pernah berhenti, bagaikan ombak ditepi laut silih berganti.

Saking kondang dan larisnya warung satu ini, kalau lunch sering krodit nggak kebagian tempat duduk. Kalaupun dapat duduk, belum selesai makan sudah ditunggui orang lain yang juga akan makan disini. Lokasinya disebelah Hotel Goodway-Nagoya, menjadikan warung ini sangat strategis jika dituju dari sengala penjuru di Batam. Ditambah para penghuni ruko sekitar hotel itu sangat padat.


 

Menu yang tersedia banyak, antara lain: sop tulang, sate kambing, gulai kambing, ikan nila goreng, lele goreng, botok, pepes tahu, pepes ayam, sayur asem, sayur lodeh, tempe bacem, tahu bacem, telor balado, ikan asin, urap-urapan, sambel terasi, sambel ijo, lalap-lalapan, kerupuk, berbagai jus dan masih banyak lagi. Bikin iler jadi ngeces walau cuma mendengar aja.

Saat pertama berkunjung aku agak ragu, sebab makannya ngambil sendiri lalu duduk. Pikirku gimana bayarnya? Oh… ternyata pelayan menilai harga makanan yang kita makan tak berapa lama setelah aku menyuap makanan, sambil menawarkan minuman.
 
 

Aku nggak begitu memperhatikan apa yang dilakukan. Sejenak dia meletakkan sepotong kertas putih di depan piringku. Oh… rupanya begini caranya. Pelayan tersebut menghitung berapa yang harus ku bayar dengan melihat makanan yang ada di piring. Aku jadi nggak kuatir pada apa yang telah kumakan, karena sudah dihitung. Nanti setelah selesai makan baru dibayar sesuai yang tercantum dalam bon.

Menikmati memu rumah makan Bu Joko serasa makan dirumah menimati masakan istri, so jika berkunjung ke Batam, cobain menunya. Biar jadi betah dan kangen rumah.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar