Senin, 21 April 2014

Life Is Your Choice

Hari ini, 21 April diperingati sebagai hari Kartini. Bagi kaum wanita hari ini dapat menjadi momentum untuk kembali meneguhkan jati diri sebagai wanita sejati. Tak dimungkiri bahwa eksistensi wanita pada masa penjajahan nyaris tak berdaya. Kesehariannya hanya berkutat di dapur, sumur dan kasur. Kini realitas menunjukkan kebalikannya. Banyak sudah wanita yang menikmati keberadaannya sebagai makhluk yang memiliki kebebasan, harkat dan martabat seperti halnya kaum lelaki. Boleh jadi itu salah satu bentuk keberhasilan dari perjuangan Kartini masa silam.

Bagaimana dengan masa sekarang ?. Tentu karena dunianya sudah berbeda dan emansipasi wanita telah sama dengan kaum pria, sebagai simbol hasil perjuangan Kartini, maka keinginan kaum hawa harus equal dengan kaum adam.


 Namun demikian sebagai kodrat wanita, seorang ibu mempunyai anak. Anak, seperti hal-nya orang dewasa, anak juga punya beragam alasan ketika memilih untuk punya Ibu yang bagaimana. Setiap anak tentunya mengharapkan untuk selalu dekat dengan Ibunya, karena Ibu adalah orang pertama yang bersentuhan dengannya secara lahir dan bathin.  Idealnya, seorang Ibu adalah sosok terdekat yang selalu ada di samping anak ketika anak membutuhkannya, dalam suasana suka maupun duka. Seiring dengan bertambahnya usia sang anak, tentu saja dibutuhkan kualitas yang lebih mendalam antara Ibu dan anak.

Dulu, ketika sang buah hati hadir ke dunia melalui rahimnya, banyak sekali Ibu yang lalu memutuskan untuk rela meninggalkan segala aktivitasnya di luar rumah, demi bisa mendampingi si kecil, dan menikmati segala proses perkembangannya baik secara fisik dan mental. Dengan segala keterbatasannya, seorang ibu akan bersungguh-sungguh untuk selalu memberikan yang terbaik buat anaknya. Misalnya agar Ibu bisa memandikan dan menyuapi anak, menyiapkan segala keperluan anak, bahkan juga mengantar-jemput sendiri anaknya ke sekolah. Jika semua dilakukan dengan senang hati dan penuh keikhlasan, tentunya tidak ada masalah.

Bagi ibu yang berbisnis atau bekerja diluar rumah, lain lagi masalahnya, Ibu harus sekuat tenaga membagi diri, hati, pikiran antara aktivitas di luar rumah dan membayangkan dirinya bercengkrama dengan anak-anak di rumah. Kegiatan rutin di kantor senin sampai jumat jam 8 pagi sampai jam 5 sore tentunya sangat menyita energy, belum lagi jika pekerjaannya dilakukan dengan tingkat stress yang tinggi, beban target dari atasan, ditambah keadaan kantor yang tidak kondusif, juga gaji yang tidak sesuai dengan impian. Whuaaaa bekerja di luar tapi koq rasanya ngenes bangettt?? Ketika sampai di rumah, sudah dihadang dengan berbagai macam persoalan, anak-anak yang berantem, PR anak yang terbengkalai, sementara sang pembantu di rumah nggak sesuai dengan sosok pembantu rumah tangga ideal seperti yang sering kita lihat di sinetron tv, komplittt plit plittt.

Akibatnya, anak-lah tentu yang menjadi sasaran empuk. Ketika suatu kali anak minta dimanja atau membuat sedikit kesalahan, si Ibu wanita karir bisa saja berkata  “Tolong lah Nak jangan rewel, ngerti ibu nggak sih, ibu ni lagi banyak pekerjaan di kantor…!!!??#$%^!!!!”.  Kalau anak boleh menjawab, maka dia akan menjawab “Hhaaaa masalah di kantor?? kerjaan yang deadline?? peduli amat sama aku, nggak ada hubungannya lah…..!”

Sang ibu rumahtangga seringkali mungkin bermimpi ingin menjadi ibu wanita karir, begitupun sebaliknya, Si Wanita Karir seringkali mengkhayal betapa nikmatnya bercengkrama dengan anak-anak di rumah.  Seseorang seringkali mengira akan merasa nyaman di posisi orang lain. Kalau ibarat pepatah “Rumput tetangga selalu nampak lebih hijau”. Kita sering terpana melihat hijaunya rumput tetangga, dibandingkan menghijaukan rumput sendiri.

Oleh karena itu, ayolah para Ibu, Bunda, Mami, Mama, Umi, Emak, Simbok, atau apapun sebutannya, mari kita indahkan dunia kita sendiri.  Anak-anak tak peduli dengan status Ibunya sebagai Ibu rumah tangga atau wanita bekerja, yang penting Ibu tetap sediakan waktu buat anak, tak peduli sebentar, tapi harus mendalam dan mesra, itulah yang disebut quality-time buat anak. Apalah artinya anak ada di hadapan mata seharian penuh tetapi tangan Ibu selalu memegang sapu atau setrika, atau yang lebih parah lagi selalu pegang HP atau BB-an always setiap waktu, huhuhuhuhuhu….

Hidup adalah pilihan kan Bunda, setiap pilihan tentu ada resikonya. Nggak perlu setiap orang tau alasan apa di balik setiap keputusan yang kita ambil. Timbang-timbanglah keuntungan dan kerugian yang akan timbul. Tetaplah komit dengan segala pilihan, ini langkah kita, this is your life, sediakan kedua telinga ini untuk lebih banyak mendengarkan isi hati anak, bukan senantiasa sediakan kedua telinga untuk sibuk memikirkan tanggapan orang lain. Oranglain hanya jadi penonton, begitupun dengan diri kita, yang seringkali sangat menikmati menonton kehidupan orang lain, sibuk mengira-ngira kenapa orang lain mengambil keputusan menjadi Ibu Rumah Tangga Sejati atau Wanita Bekerja.

Sehingga sampai lupa meng-arrange langkah terbaik apa yang sebaiknya saya ambil setelah menentukan sebuah pilihan. Yuuuukk ahh…. jadi Ibu terbaik bagi setiap anak-anak kita, tampillah seoptimal mungkin sebagai pahlawannya, buatlah tak ada ruang kemungkinan terbuka bagi si anak untuk bermimpi ingin memiliki Ibu seperti Ibu temannya. Jika Bunda bisa memilih kalimat-kalimat indah yang tepat dalam mengungkapkan alasan di balik pilihan Bunda, maka si anak akan selalu merasa bahwa inilah Bunda idamannya, Ibu kebanggannya.  Yakinkan padanya bahwa pilihan apapun yang Bunda ambil, semua demi alasan dan kehidupan yang terbaik bagi sang buah hati.

Kebahagaiaan anak, adalah kebahagiaan sang bunda, cintanya tak pernah pupus, kasih sayangnya tak pernah lekang, perjuangannya tak pernah lelah, do’anya tak pernah henti dipanjatkan demi kebahagiaan dan kesuksesan anak-anaknya. “Bunda sayang kamu Nak”, dengungkan selalu kalimat terindah ini buatnya. Selamat hari Kartini, semoga bunda sehat dan sukses selalu.(Bunda Shinta)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar