Kamis, 10 April 2014

Mental Pemulung

Apa sih yang ada di benak kita ketika mendengar kata pemulung? Sepertinya gak jauh dari lusuh, dekil, kotor, kumel, dan miskin, atau mungkin ada juga yang memberi cap mereka “Maling Jemuran”. Gambaran demikian memang nggak salah, walaupun tidak selamanya benar. Namun dalam realita mereka memang tervisualisasikan demikian.


Gambaran yang kita miliki tersebut sesungguhnya didasari oleh mata fisik, atau bisa disebut mata keduniaan. Karena mata fisik atau mata keduniaan yang kita miliki hanya mampu melihat sampai pada tataran fisik. Ia bisa melihat apa yang tersurat, namun tidak bisa melihat apa yang tersirat. Untuk bisa melihat apa yang tersirat maka kita harus menggunakan mata non-fisik, aku menyebutnya MATA MENTAL. Mata yang mampu membantu kita melihat yang tersirat. Yang mampu melihat jauh lebih dalam menembus dunia fisik. Dengan MATA MAKNA kita akan mampu meraih makna, hikmah, dan pelajaran dari setiap hal yang kita alami.

Kembali lagi ke pemulung. Jika kita hanya menggunakan mata fisik maka kita cenderung memperoleh gambaran ataupun kesimpulan yang cenderung “negative”. Buktinya? Ya seperti tadi. Namun dengan menggunakan mata mental maka kita akan memperoleh gambaran yang positif terhadap pemulung. Lho kok bisa? Bisa dong, kita hanya harus melihat lebih jauh dan lebih dalam terhadap pemulung, mari kita buktikan!
.
Tahukah nggak sih seorang pemulung merupakan pribadi yang memimpin?. Pemimpin itu berasal dalam bahasa inggris berarti “lead” atau “to lead” (koreksi saya kalau salah, hehehe) yang berarti berada di depan, paling dahulu. Pemulung pantas disebut sebagai pribadi yang memimpin karena ia memiliki kebiasaan luar biasa, yakni berikhtiar menjemput rizki di pagi buta. Waktu di saat sebagian besar dari kita masih enak terlelap tidur. Untuk kebiasaan ini mereka pantas mendapatkan predikat etos kerja excellent.

Kerja excellent pemulung bekerja mengais sampah. Melalui proses ini mereka mampu memilah untuk kemudian memilih barang-barang yang berharga di antara gundukan sampah. Mereka mampu melihat dan membedakan antara sesuatu yang berharga/bermanfaat dengan yang tidak. Mereka adalah pribadi yang memiliki kesadaran penuh akan hal-hal yang bermakna bagi kehidupan mereka. Dan mereka tidak segan-segan dan ragu untuk mendapatkannya.

Apa sih yang terjadi ketika seorang pemulung nggak mendapatkan apa yang ia cari di satu tempat sampah? Menyerahkah? Jawabnya: tentu “tidak” !, kita akan mendapati mereka mencari tempat sampah yang lain, gundukan sampah yang lain. Hal ini menunjukkan mereka memiliki salah satu mental sukses, mental pantang menyerah. Yang memberi mereka kekuatan untuk mencari dan mencoba lagi di waktu yang akan datang (masa depan). Bukankah masih banyak dari kita yang begitu mudah menyerah dalam meraih sesuatu ketika kegagalan menghampiri kita?


Mulai sekarang yuk kita lihat segala sesuatunya dengan mata mental. Mata yang menjadikan kita termotivasi untuk Bermental “PEMULUNG”.(Asevy Sobari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar