Popularitas memang ibarat dua sisi pisau.
Yang satu menusuk dan yang satu tumpul, ada semacam ketakutan dan ketidakpuasan
dengan popularitas yang dimiliki.
Baru kemarin ada berita kalau Marshanda, si
artis cantik dan imut-imut mengidap penyakit kejiwaan, eh menyusul ada berita
aktor Robin William, meninggal karena bunuh diri.
Ternyata, ketenaran dan kekayaan tak menjamin kebahagiaan hidup seseorang. Kalau bahagia, mengapa bisa mengidap penyakit
jiwa? Kalau bahagia, mengapa bunuh diri? Sementara banyak orang berlomba-lomba
memburu kekayaan dan ketenaran, orang-orang yang dilimpahi benda-benda berharga
itu justru mengalami jalan hidup yang tragis. Jadi, sebetulnya di mana letak
kebahagiaan itu?
Konon keduanya menderita gangguan jiwa,
bipolar, di mana emosinya bisa berubah drastis dari yang semula ceria menjadi
sedih luar biasa. Otomatis, sikapnya pun bisa berubah cepat, dari baik menjadi
tak baik. Wallahu’alam, hanya Allah yang tahu penyebabnya.
Masa lalu Marshanda penuh tekanan, dan korban
dari kejahatan yang dilakukan orang dekat. Aku baca di koran dan tabloid. Emosi
labil menunjukkan seberapa dalam luka jiwanya. Mega duhaaaaa sangat sulit
disembuhkan, butuh waktu dan kesabaran dari orang terdekat.
Aku baru saja yang alami duka karena saudara
kandung lelaki yang saling menghancurkan, merasakan betapa kacau dan labil jiwaku,
menyaksikan tahun-tahun penuh pertikaian di antara mereka. Puncaknya, shock itu seperti marshanda, melemahkan
jantung. Aku bersyukur, ada anak dan istri yang menguatkan.
Becermin dari kasusku, bipolar itu butuh
kesabaran ekstra. Jangan ditinggalkan atau dicaci. Rengkuh ia meski kian
menjauh, kalau perlu, kuatkan Marshanda agar rasa tak berharga yang menderanya
bisa tergantikan rasa positif dan bermakna. Ia tengah alami kehampaan dari
kejenuhan peran. Tak ada pilihan. Barangkali ia harus cuti total dari dunia
seleb dan jalani hidup tenang tanpa popularitas.
Kebahagiaan seseorang memang secara tidak
langsung dinilai ketika seberapa besar ia mengalami kepuasan dalam hidupnya.
Topeng kehidupan, memang tak selamanya dapat menutupi rasa hati. Ketika dalam
waktu singkat, hati mungkin bisa ditutup oleh topeng nan molek. Namun, topeng
tetaplah topeng. Ada kalanya ia tak mampu menutup apa yang telah disembunyikan
dibalik topeng itu.
Mungkin inilah yang dirasakan oleh Marshanda
dan Robin William, akumulasi emosi yang meledak setelah sekian lama dipendam. Orang
seperti mereka dan Robin butuh cinta dan kasih sayang orang sekitar dengan
tulus, agar mampu membuatnya menjadi stabil. Ada saatnya jiwa seseorang kosong,
hampa dan membutuhkan tumpuan untuk tetap berpijak agar kuat, itulah keimanan,
terlepas apa pun kepercayaan mereka, terbukti orang yang religius lebih kuat
menahan deraan hidup. Mungkin, ini yang banyak diabaikan oleh orang-orang yang
tenar dan kaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar