Rabu, 20 Agustus 2014

Bipolar



Popularitas memang ibarat dua sisi pisau. Yang satu menusuk dan yang satu tumpul, ada semacam ketakutan dan ketidakpuasan dengan popularitas yang dimiliki. 

Baru kemarin ada berita kalau Marshanda, si artis cantik dan imut-imut mengidap penyakit kejiwaan, eh menyusul ada berita aktor Robin William, meninggal karena bunuh diri. 


Ternyata, ketenaran dan kekayaan tak menjamin kebahagiaan hidup seseorang. Kalau bahagia, mengapa bisa mengidap penyakit jiwa? Kalau bahagia, mengapa bunuh diri? Sementara banyak orang berlomba-lomba memburu kekayaan dan ketenaran, orang-orang yang dilimpahi benda-benda berharga itu justru mengalami jalan hidup yang tragis. Jadi, sebetulnya di mana letak kebahagiaan itu?

Konon keduanya menderita gangguan jiwa, bipolar, di mana emosinya bisa berubah drastis dari yang semula ceria menjadi sedih luar biasa. Otomatis, sikapnya pun bisa berubah cepat, dari baik menjadi tak baik. Wallahu’alam, hanya Allah yang tahu penyebabnya. 

Masa lalu Marshanda penuh tekanan, dan korban dari kejahatan yang dilakukan orang dekat. Aku baca di koran dan tabloid. Emosi labil menunjukkan seberapa dalam luka jiwanya. Mega duhaaaaa sangat sulit disembuhkan, butuh waktu dan kesabaran dari orang terdekat. 

Aku baru saja yang alami duka karena saudara kandung lelaki yang saling menghancurkan, merasakan betapa kacau dan labil jiwaku, menyaksikan tahun-tahun penuh pertikaian di antara mereka. Puncaknya, shock itu seperti marshanda, melemahkan jantung. Aku bersyukur, ada anak dan istri yang menguatkan. 


Becermin dari kasusku, bipolar itu butuh kesabaran ekstra. Jangan ditinggalkan atau dicaci. Rengkuh ia meski kian menjauh, kalau perlu, kuatkan Marshanda agar rasa tak berharga yang menderanya bisa tergantikan rasa positif dan bermakna. Ia tengah alami kehampaan dari kejenuhan peran. Tak ada pilihan. Barangkali ia harus cuti total dari dunia seleb dan jalani hidup tenang tanpa popularitas.

Kebahagiaan seseorang memang secara tidak langsung dinilai ketika seberapa besar ia mengalami kepuasan dalam hidupnya. Topeng kehidupan, memang tak selamanya dapat menutupi rasa hati. Ketika dalam waktu singkat, hati mungkin bisa ditutup oleh topeng nan molek. Namun, topeng tetaplah topeng. Ada kalanya ia tak mampu menutup apa yang telah disembunyikan dibalik topeng itu.

Mungkin inilah yang dirasakan oleh Marshanda dan Robin William, akumulasi emosi yang meledak setelah sekian lama dipendam. Orang seperti mereka dan Robin butuh cinta dan kasih sayang orang sekitar dengan tulus, agar mampu membuatnya menjadi stabil. Ada saatnya jiwa seseorang kosong, hampa dan membutuhkan tumpuan untuk tetap berpijak agar kuat, itulah keimanan, terlepas apa pun kepercayaan mereka, terbukti orang yang religius lebih kuat menahan deraan hidup. Mungkin, ini yang banyak diabaikan oleh orang-orang yang tenar dan kaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar