Selasa, 26 Agustus 2014

Metromini



Sudah lama aku nggak naik metromini, angkutan umum tua berwarna oranye. Barusan dari Karet ke Kebun Sirih aku naik metro mini no 640, jurusan Pasar  Minggu-Tanah Abang. Didalam rasanya nggak nyaman, gerah banget, engap, bangku tempat duduk penumpangnya keras, supirnya ngerokok, yang ngamen silih berganti turun naik. 


Yang kuheran angkutan sebesar itu nggak pake kondektur. Saat kutanya kenapa nggak pake kondektur, jawab supirnya mendingan sendiri. Kalau pake kondektur duitnya habis nggak karuan, buat beli rokok, buat makan, dan yang paling sering kondektur ngentit duit sebelum dikasihkan ke supir. Jadi kalau dihitung dalam sehari pengeluaran lebih banyak buat kondektur, hingga setoran selalu kurang. Jika nggak pake kondektur, agak kelihatan pendapatannya.

Setiap penumpang yang naik sebelum turun, nyamperin dulu supir lalu bayar ongkosnya. Kemudian kutanya lagi kalau ada penumpang turun  nggak bayar gimana ?.. “Yah lilahita’ala aja pak, mudah-mudahan dia selamet sampai dirumah, dapat karunia Tuhan dan diberikan rejeki yang banyak biar besok kalau naik mobil saya lagi pasti bayar”, jawabnya bijaksana.

Tak kusangka, hati supir metro mini sebaik itu. Padahal kalau dilihat sehari-hari metro mini adalah raja jalanan, supir bawa mobilnya sering membahayakan kendaraan lain dan ngebut, karena ngejar setoran. “saya sekarang nggak maksa nyari setoran berlebihan, karena bos saya akan menjual mobil ini, menggantinya dengan angkutan yang lain, dan saya juga nanti yang mengemudikan mobil bos saya “, tuturnya.

Yah.. kalau dipikir-pikir metro mini kan sudah lebih dari 30 tahun, merupakan angkutan umum yang sudah tua. Dan yang pasti sering bikin macet jalan, walau masih diperlukan. Mungkin sudah saatnya dinas yang mengelola angkutan umum mencari alternatif lain yang lebih nyaman, atau kalau mau tiru saja system angkutan model “Trans Yogya” di kota Yogyakarta. Besar busnya pun sejenis dengan metro mini, trans yogya terkelola dan terorganisir dengan baik, sehingga nggak ada lagi angkutan tua ugal-ugalan dijalan raya saling mendahului dan kejar setoran. Penduduk nyaman, lalulintaspun aman dan lancar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar