Rabu, 16 Maret 2016

Tersisih Melawan Kemajuan Teknologi

Beberapa stasiun televisi pagi ini menyangkan berita, tentang supir angkutan umum yang akan melakukan demo di depan Istana Merdeka.   Mereka akan menyampaikan pada Pemerintah khususnya Presiden, bahwa pendapatannya saat ini berkurang hingga mencapai 30 s.d 40 %, karena kehadiran transportasi online.

Mereka kalah bersaing sebab transportsai online mengambil rejekinya dengan alat yang canggih yaitu aplikasi melalui android. Caranya juga teramat mudah bagi orang yang mau melek teknologi, tapi amat sulit bagi mereka yang hanya pasrah dengan keadaan dan nggak mau mengikuti perkembangan jaman. Yaitu dengan men-download aplikasinya di google paly store.

Ini masalah sosial yang ditimbulkan oleh aplikasi transportasi online, sebab dampak baik dan buruknya serta pro dan kontranya pasti ada jika suatu system diterapkan. Apalagi transportasi online menerapkan harga promo untuk mencari pelanggannya, siapa yang nggak mau kalau menggunakan transportasi di Jakarta, yang jalanannya selalu macet dan jarak cukup jauh dengan harga yang minimalis.

Nah…. disinilah letak keberatan dari tranpsortasi tradisioanl, mereka tetap menggunakan tarif sesuai aturan yang berlaku khususnya untuk angkot , Metromini, Kopaja, Taksi, Ojek termasuk Mikrolet. Bagi angkutan umum yang tarifnya sudah ditentukan tidak ada masalah paling Cuma jumlah penumangnya yang berkurang, namun bagi taksi dan ojek ini problem yang harus diselesaikan. Sebab transportasi taksi dan ojek online dengan yang harga murah, tentu menjadi penghalang rejeki mereka, taksi dan ojek online memlilik tarif yang benar-benar dapat dijangkau peminatnya untuk jarak yang jauh sekalipun. Tentu saja hal ini akan membuat pendapatan taksi dan ojek tradisional menjadi berkurang jauh, tidak seperti biasanya.

Semua ini hanya disebabkan oleh penerapan teknologi terkini yang digunakan pada alat transportasi, nah sekarang bagaimana dengan penerapan teknologi pada pekerjaan rutin di Bank Indonesia. Apakah Pegawai yang tak melek teknologi harus juga demo seperti awak angkutan umum tersebut ? memprotes tentang tata cara dan tata kelola pekerjaan yang sudah menggunakan teknologi terkini ? Jawabannya tentu tidak, sebab mental Pegawai BI pasti nggak separah supir atau pengemudi ojek.

Banyak tempat belajar untuk mengejar ketinggalan kemajuan teknologi, Pegawai BI yang masih baru adalah salah satu sumbernya. Karena merekaa rata-rata menguasai peralatan komputer, laptop, dan segala macam gadget dengan sangat baik. Apalagi persayaratan masuk bekerja di BI mengharuskan mereka menguasi peralatan tersebut dengan mahir, sehingga BI kini menjadi salah satu lembaga atau organisasi yang sudah melek teknlogi.



Bagi yang tidak mau belajar dan mengikuti perkembangan teknologi, mereka harus mencoba keluar dari zona nyaman, cari cara bagaimana dapat bersaing didalam teknologi.  Jangan hanya pasrah, belajarlah supaya melek, dimana ada kemauan disitu ada jalan. Kita harus beradaptasi dengan perubahan, sebab kalau tidak kita akan tersingkir oleh hukum alam. Dunia bergerak dinamis, perubahan teknologi jadi lebih mudah dan murah, kalau kita nggak mampu mengikutinya pasti digilas jaman

Semua bisnis juga harus mengikuti perkembangan jaman, tidak terkecuali angkutan umum, harus didukung oleh teknologi yang canggih. Sistem pemesanan online merupakan kebutuhan yang mempermudah pengguna layanan angkutan umum. Karena perkembangan bisnis harus mengikuti perkembangan teknologi, kalau tidak maka konsumennya akan meninggalkan sesuai dengan keadaan. Begitu juga dengan BI jika Pegawainya tidak meningkatkan pelayanan yang cepat dan terbaik bagi stakeholder-nya, maka BI akan menjadi sebuah lembaga yang digilas jaman.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar