Candi Borobudur merupakan
bangunan yang mencerminkan seni masyarakat penganut agama Budha. Ini terlihat
dari segala ornament yang ada
dikekitar dinding, menggambarkan cerita-cerita yang ada pada cerita Mahabarata
dan Ramayana. Bagunan candi ini memiliki empat titik masuk, yang saling
berhubungan satu sama lain. Sehingga eksterior maupun interiornya adalah
merupakan cerita diorama yang saling berkaitan, untuk menuju nirwana.
Candi Borobudur merupakan bangunan yang impresif dan kokoh, sejatinya adalah sebuah singgasana seorang Dewa.
Bentuk dari stupa yg melingkar tingkatan teratas
diartikan sebuah putik pada mahkota bunga teratai. Candi ini menyimpan berbagai pertanyaan
yang belum terjawab hingga kini, walau didirikannya sejak tahun 800-an masehi
oleh pemerintahan Wangsa Syailendra, dengan struktur dasar punden ber-undak.
Berbagi jenis
patung ada disekitar bangunan candi yang terletak di 432 area, antara lain :
Bhumi Sparsa Mudra yaitu patung lambang kehidupan di bumi, Vara Mudra patung
dewa yang memberi sedekah atau rejeki, Dhyana Mudra patung yang menggambarkan manusia
yang sedang bermeditasi, Abhaya Mudra
patung yang melambangkan keberanian, Vitarka Mudra patung kebajikan dan Dharma
Chakra Mudra sebagai patung yang menjalankan peraturan atau undang-undang.
Banyak yang
berspekulasi hingga menganggapnya sebagai suatu misteri hingga masuk ke wilayah
mistis. Bangsa kita memang suka dengan hal-hal yang
berbau misteri yang mistis. Penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan justru
mengarah pada suatu temuan bahwa candi atau kuil ini dibangun dengan cara yang
pintar. Jauh
dari unsur mistis. Cerita demi cerita setuap pengunjung akan menguak tabir misteri cara membangun
candi ini.
Disalah satu
diorama-nya terdapat gambar sebuah perahu yang sedang mengarungi lautan, dari
hasil penelitian Philip Beale seorang berkebangsaan Inggris yang meneliti
tentang perahu di tahun 1982. Menyampaikan bahwa dulu pada jamannya perahu itu
digunakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia, untuk mengarungi lautan sampai ke
Benua Afrika dan Kepulauan Madagascar untuk mengangkut kayu manis.
Candi Borobudur memiliki design arsitektur yang menawan. Batu yang
terpasang pada candi, dalam jumlah cukup besar berupa relief dan arca yang
menghiasi hampir seluruh permukaan candi. Ini berarti candi borobudur bisa
dikatakan sebagai bangunan seni dan arsitektur yang terbesar. Mungkin
karena alasan arsitektur dan seni inilah yang membuat pelaksanaan candi
berjalan dalam waktu yang lama, jadi bukan karena kesulitan mengangkat batu dengan cara yang primitif.
Batuan digunakan sebagai pembentuk candi dan sebagai media relief dan arca
candi. Setiap batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu
ini hanya disambung berdasarkan pola dan ditumpuk. Tumpukan batu yang tanpa
disemen tak bisa lepas, karena sambungan tumpukan batu tersebut ada pola
penyusunanya. Disinilah keunggulan dari konstruksi awal candi yang membuatnya
tetap bertahan ribuan tahun. Para pendahulu kita telah merancang pola tumpukan
batu sedemikian rupa dengan teknik penguncian. Batu-batu dibentuk agar dapat terkunci
satu sama lain.
Yang paling menarik
di bagian atas lantai dua candi terdapat Rupadhatu yang menceritakan menceritakan
kehidupan Buddha Gautama. Ini disebut relief Lalitavistara cerita ini merupakan
biografi Buddha Gautama. Dilahirkan dengan nama Pangeran Siddharta di Lumbini
Gardel (Nepal), nama ibunya adalah Maya Dewi, dia meninggal seminggu setelah Pangeran
Siddharta lahir.
Setelah dewasa,
Sidharta menikah dengan putri Gopa. Dalam perjalanannya di luar istana, Siddharta
menemukan beberapa peristiwa yang belum pernah ia saksikan. Antara lain peristiwa
orang tua yang jatuh sakit, lalu mati. Sehabis ia menyaksikan peristiwa ini, Siddharta
meninggalkan istana dan mulai menjadi pertapa (Wanaprasta). Ia menjadi murid
dari beberapa guru yang paling menonjol, yaitu Bramapani, Rydraka, Arada Kapala
dan lima pertapa yang terkenal. Pelajaran dari beberapa gurunya tersebut tidak
memuaskan dirinya. Akhirnya Siddharta berlatih asketisme di bawah pohon bodhi
di Bodh-Gaya-Town India, disana ia memperoleh pengetahuan yang luas. Lalu
setelah itu Siddharta mengubah namanya menjadi “Gautama Buddha”
Hal yang paling banyak kurang bagus mengenai Candi Borobudur adalah banyaknya kepala
patung yang hilang dan kebersihannya. Banyak sampah yang menggunung
di luar pagar candi, toliet yang gelap dan kotor. Hal tersebut tentu saja
mendapat nilai minus dimata wisatawan, apalagi Candi Borobudur adalah tempat
wisata bertaraf internasional.
Berwisata tanpa
belanja souvenir kurang afdol. Setelah turun dan akan kembali ke kendaraan
diparkir, kita akan melewati deretan pedagang souvenir menarik dari mulai baju
batik, pernak-pernih, miniatur stupa, kaos, baju sampai cobek batu asli. Dalam
berbelanja kita harus pandai-pandai menawar agar barang yang dibeli nggak
kemahalan. Selain itu juga ketelitian dalam memilih kualitas barang yang dibeli
sangat penting. Sebab barang disini hampir semuanya murah, sehingga kulitasnya
bisa dibayangkan sendiri. Jika tak ingin membeli survenir nggak usah
berhubungan dengan dengan pedagang asongan, karena mereka akan mendesak kita
agar membeli dagangannya.
Menikmati
keindahan Candi Borobudur terasa kurang bebas dan puas jika kesana pada saat
musim liburan, karena candi akan dipenuhi pengunjung. Apalagi ditambah hawa
panas sengatan matahari saat siang, jika hari sudah sore segera saja petugas
memberitahukan bahwa kunjungan ke candi akan ditutup pukul 17, sehingga bagi
wisatawan nggak bisa menikmati sunset dipuncak candi. JIka berkunjung ke Candi
Borobudur sebaiknya jangan saat musim liburan, agar kita puas menikmati dan
merasakan hembusan udara sejuk dipagi hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar