Senin, 11 Mei 2015

Jangan Boros Bro.....!

Dibeberapa instansi pemerintah kini sedang dihembuskan kegiatan efisiensi, guna menghindari biaya tinggi. Terutama dalam pengadaan, termasuk mencetak buku yang terkait dengan tugas instansi dimaksud. Tak luput dari hal itu, di Bank Indonesia juga terjadi.


Dari hasil pemantauan dilapangan, hampir setiap minggu barang-barang non arsip kiriman Satuan Kerja yang dimusnahkan di Divisi Pengaturan dan Pengelolaan Kearsipan Bank Indonesia berisi buku-buku hasil Kajian/Penelitian yang tebal, Brosur, Majalah Intern dan barang hasil cetakan lainnya. Jumlahnya cukup signifikan, oleh karena itu dapat dibayangkan berapa banyak pemborosan anggaran yang telah dilakukan.

Hal ini harus disikapi dengan bijak, sebab tanpa terasa kalau dihitung sejak dahulu sudah berapa banyak biaya yang dikeluarkan, berapa banyak pohon yang ditebang untuk menyediakan kertas yang kita pergunakan hanya untuk membuat bacaan sesaat. Toh yang membaca buku-buku dan cetakan yang diterbitkan nggak semua lapisan masyarakat, hanya masyarakat tertentu yang terkait dengan tugas dan fungsi Bank Indonesia.

Sudah selayaknya dalam proses pembuatan buku, atau barang cetakan lainnya kita harus memikirkan  biaya dan bahan baku. Makanya jika ingin membuat cetakan ukur dulu dengan akurat siapa yang akan diberi, sehingga inefisiensi dapat dihindari.

Di jaman modern ini, untuk membuat berita atau barang cetakan mudah dilakukan tapi faktor biaya juga harus dipikirkan. Alangkah baiknya buku, barang cetakan dan dokumen tersebut dibuat dalam bentuk digital yang jumlahnya terbatas, bisa disimpan dalam bentuk CD atau flashdisk. Pada saat orang lain membutuhkan informasi yang kita buat, dengan mudah akan mencopy-nya. Berbeda dengan buku atau informasi dalam bentuk hardcopy, jika ada yang membutuhkan informasi tersebut maka harus mem-fotocopy yang juga menimbulkan biaya tersendiri. Apalagi sekarang sudah ada Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang menjadi payung hukumnya,  yaitu Undang-undang nomor 11 tahun 2008.



Jika masih membentuk barang yang berupa cetakan, kita sungguh sangat ketinggalan teknologi. Memanfaatkan teknologi berarti kita berupaya menghemat pemakaian kertas (paperless) dan mengurangi penumpukan sampah. Dengan menghemat kertas kita juga membantu mengurangi polusi dan penggunaan energy yang berlebihan dalam proses produksi, distribusi dan daur ulang kertas. Lebih penting lagi kita juga mengurangi penebangan pohon-pohon yang diperlukan sebagai bahan baku kertas, sehingga bumi kita menjadi lebih hijau.

Fasilitas teknologi yang diberikan oleh BI kepada Pegawai sangat up to date, jika membuat tulisan ataupun catatan dan lain sebagainya masih mengggunakan kertas, maka kita harus meneliti kembali tulisan yang dibuat, untuk menghindari pemborosan kertas karena pengulangan cetak. Kalau perlu gunakan telepon genggam untuk mencatat hal-hal yang kiranya nggak penting, biasakan mengedarkan memo secara on-line dikantor. Kemudia kita nggak perlu lagi kirim ucapan Lebaran, Natal, Tahun Baru menggunakan fisik kertas, cukup dengan on-line saja.

Bagi yang mnjadi nasabah bank, sebaiknya minta kepada bank untuk mengirimkan rekening Koran bulanan secara digital melalui Email atau sedapat mungkin gunakan mobile banking atau internet untuk bertransaksi.

Agar tak ketinggalan teknologi informasi di jaman globalisasi ini, mulailah lakukan perubahan-perubahan kecil dengan menghemat kertas dikantor, dirumah dan lingkungan sekitar. Hindari pemborosan dengan perilaku yang kurang baik.

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar