Pecel berarti kuliner yang berbahan dasar
sayuran dan sambel kacang. Namun karena Indonesia memiliki berbagai budaya dan
kebiasaan maka arti pecel disetiap daerah berbeda.
Pecel di daerah Slawi, Tegal disajikan dalam
bentuk rujak, terdiri dari buah-buahan segar antara lain jambu air, nanas,
papaya dan manga disirami dengan saus gula merah yang kental setelah dibubuhi
cabe. Di Jawa Timur khususnya daerah
Lamongan pecel adalah kuliner berbahan dasar ikan lele goreng yang diberi bumbu
sambel terasi, ditambah daun kemangi dan potongan kol mentah. Sedangkan pecel
di daerah Banyumas hampir sama dengan daerah lain yang berbahan dasar
sayur-sayuran, bedanya dibubuhi sayuran
bau merangsang seperti irisan bunga kecombrang dan biji lamtoro.
Lain lagi di Bukittinggi, disana namanya
pical. Bahan dasarnya sama seperti daerah lain yaitu kulupan (rebusan) sayuran, ditambah jantung pisang dan rasanya agak
asam, karena selain rasa pedas bumbu asam jawanya sangat dominan. Yang terkenal
dikota ini picalnya adalah Pical Sikai, pemiliknya sudah mulai usaha sejak
tahun 1958. Pelanggannya banyak datang dari daerah lain yang kebetulan singgah
ke kota Bukittinggi, letak kedainya ada di sebelah Panorama Ngarai Sianok.
Di Madiun yang merupakan daerah khas pecel.
Bahan dasarnya adalah sayuran kulup berupa bayam, toge, kacang panjang,
kemangi, dan daun turi serta sambel kacang sebagai topingnya. Ditambah peyek
teri atau peyek kacang, makannya menggunakan pincuk daun pisang. Daun ini
dipergunakan agar saat pecel panas merangsang daun tersebut mengeluarkan bau
yang membuat selera meningkat. Untuk toge yang dipergunakan adalah toge yang
pendek, bukan yang panjang akarnya, agar terlihat bersih. Sebab kalau
menggunakan toge yang panjang terkadang banyak kotoran yang masih menempel.
Hampir disetiap sudut kota Madiun jajanan ini
mudah ditemui, bahkan sekarang telah merambah ke kota Jogyakarta, yang notabene
Jogya adalah kota gudeg. Khususnya dipagi hari di depan Mall Malioboro mulai pukul
6 s.d 9 ada pedagang kakilima yang menjajakan kuliner ini. Namanya “Pecel
Madiun Berkat”.
Setiap hari banyak penggemar pecel yang yang
menyambangi tempat ini, hampir 300 pincuk terjual. Namun jika hari Sabtu atau
Minggu apalagi long weekend bisa dua
kali lipat penjualannya, karena masyarakat yang habis pit-pitan (main sepeda) biasanya singgah kesini. Untuk ukuran
kakilima jelas ini merupakan omset yang cukup menggiurkan. Makanya sekarang ini
dikiri kanan kedai Lukas terdapat pedagang kalilima sejenis men-dompleng ketenarannya. Lukas sang
pemilik kedai ini dibantu oleh 4 orang keluarganya melayani konsumennya dengan
menggunakan seragam. Itu pun kewalahan karena penikmat pecel datangnya
pagi-pagi, mampir menjelang berangkat kekantor atau tempat kegiatan lainnya.
Selain pecel menu lain pelengkap sarapan juga
tersedia antara lain : sate usus ayam, hati rempela ayam, telor dadar, tempe
goreng, tahu goreng, peyek serta minum air mineral dan teh. Harga perpincuk
pecel ini sangat merakyat, murah delapan ribu dengan nasi dan peyek, sedangkan
sate usus ayam seribu, hati rempela ayam dua ribu, telor dadar tiga tibu, tempe
serta tahu goreng seribu, teh manis seribu. Pokoknya walau cuma punya duit
sepuluh ribu dijamin kenyang dan sehat, makanan ini rendah kolesterol dan
berserat tnggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar