Kamis, 19 Juni 2014

Bahagia Itu Sederhana



Mendengar istri mengomel di rumah, berarti aku masih punya keluarga. Mendengar ayah dan ibu menegurku dengan tegas berarti aku masih punya orang tua. Merasa lelah dan pegal linu setiap sore, itu berarti aku mampu bekerja keras.
Membersihkan piring dan gelas kotor setelah menerima tamu di rumah, itu berarti aku
punya
teman. Pakaianku terasa agak sempit, itu berarti aku cukup gizi. Mencuci dan menyetrika tumpukan baju, itu berarti aku memiliki pakaian.


 Membersihkan halaman rumah, jendela, memperbaiki talang dan selokan air, itu berarti aku memiliki tempat tinggal. Mendapatkan banyak tugas yang merepotkan, itu berarti aku dipercayai dapat melakukannya.
Mendapatkan rekan kerja yang mengesalkan menandakan hasil kerjaku masih diperlukan. Mendapatkan banyak komplain dari atasan menandakan aku masih punya pekerjaan, masih loyal dan menginginkanku menuju perubahan kearah lebih baik.
Mendengar nyanyian yang fals, itu berarti aku masih bisa mendengar. Terdengar bunyi jam alarm di pagihari, itu berarti aku masih hidup.
Menderita sakit, berarti Allah sedang membersihkan diriku dari dosa-dosa, agar diriku bersih ketika kembali kealam baka dan masuk syurga.
Subhanalloh.Ternyata masih banyak hal yang dapat aku syukuri setiap hari. Jangan terlalu sibuk mencari yang sempurna bila yang sederhana itu bisa membuat bahagia, berhenti mengeluh dan bersyukurlah, bersyukur dalam setiap keadaan.(Andiana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar