“Salut….salut….
salut”, itu adalah kata yang tepat diberikan pada semua elemen yang saat ini
sedang berjuang bersatu untuk menemukan dan menolong korban pesawat Air Asia
QZ8501. Dalam tempo yang sangat singkat, cuma tiga hari.. ya tiga hari..
puing-puing, serpihan dan beberapa jasad penumpang pesawat tersebut ditemukan.
Bandingkan dengan
pencarian pesawat Adam Air yang hilang diperairan Majene sekitar tahun 2007,
kurang lebih tiga belas hari baru dapat ditemukan. Juga dengan pesawat
Malaysian Airlines MH 370 yang sampai saat ini sudah 10 bulan belum ditemukan,
entah pesawat itu jatuh atau terbang ke planet lain kita semua belum tahu.
Padahal hampir seluruh negara maju di dunia ini dengan peralatan yang
super canggih ikut mencari, termasuk paranormal dari segala penjuru gunung
jagad raya nimbrung.
Dari berbagai do’a
yang dipanjatkan serta jalinan kekuatan dan informasi yang dihimpun oleh Badan
Search And Rescue Nasional (Basarnas), baik dari sipil maupun militer juga
masyarakat sekitar termasuk nelayan, dalam waktu yang tak terlalu lama lokasi
serta tanda-tanda QZ8501 telah dapat dilacak… ketemu. Tepatnya di perairan
Pangkalan Bun Kalimantan Tengah.
Pesawat terbang TNI
yang dilengkapi peralatan canggih mengelilingi angkasa, berkonsentrasi dalam
rangka tugas kemanusiaan. Kapal perang RI dibantu kapal perang negara
sahabat, semua berhimpun dibawah koordinasi Basarnas membentuk kekuatan
mencari…. mencari…. mencari hingga akhirnya mendapatkan hasil yang gemilang.
Kapal yang terlibat dalam pencarian tersebut sampai saat ini ada sekitar 16
unit diantaranya adalah : KN Baruna Jaya I, RSS Valour, RSS Swift, KN 224, KRI
Sutedi Senoputra, KRI Sultan Hasanuddin, KRI Todak, Kapal Diraja Lekir, Sampson
102, KRI Patimura, KRI Pro Binban, KRI Bung Tomo, KN Bintang Laut, KRI Banda
Aceh, KRI Yos Sudarso, KRI Purworejo, KSI BAC (Koordinator), RSS Persistance,
RSS Supreme.
Beberapa saat setelah
ditemukan lokasi perkiraan jatuhnya pesawat, Basarnas melakukan langkah-langkah
proaktif berupa pembuatan sementara tempat penampungan puing-puing peasawat di
Pangkalan Bun dan mempersiapkan TIM Disaster Victim Indetification (DVI) di
Rumah Sakit Polri Surabaya lengkap dengan alat pendingin untuk menyimpan
jenazah . Kemudian bekerjasama dengan TNI untuk menerjunkan KOPASKA yaitu
Komando Pasukan Katak TNI Angkatan Laut guna mengevakuasi korban dan segala
sesuatu terkait kecelakaan tersebut.
Di Surabaya sendiri,
Tri Rismaharini (Walikota Subaya) sangat aktif membantu menenangkan keluarga
penumpang, mulai dari mengajak ngobrol hingga hal-hal lain yang dapat
membuat keluarga menjadi tenang. Tak ketinggalan Wakil Presiden Yusuf Kala,
datang mengunjungi keluarga penumpang pesawat QZ 8501 di Crisis Centre Bandara
Juanda pada hari senin lalu. Bahkan Presiden Joko Widodo menyempatkan diri
untuk mengunjungi Pangkalan Bun, dimana semua benda termasuk jasad yang
ditemukan dalam kecelekaan pesawat ini dikumpulkan. Malam harinya Presiden pun
hadir ditengah-tengah keluarga korban menyampaikan rasa bela sungkawa, serta
berjanji untuk mengerahkan segala kemampuan Basarnas yang di dukung TNI dan
negara sahabat untuk segera mengevakuasi korban.
Baru kali ini ketika
terjadi musibah, semua unsur yang ada di dalam pemerintahan maupun masyarakat
ikut tampil dan aktif bersatu memberi solusi yang terbaik. Kekompakan ini
sangat dibutuhkan, karena dengan mengedapankan tolong menolong, persaudaraan
yang tinggi serta rasa kemanusiaan maka penemuan pesawat air asia QZ 8501 dapat
dengan cepat ditemukan. Yakinlah bahwa hal ini membuat iri pemerintah
Malaysia dan keluarga penumpang pesawat tersebut, yang belum dapat menemukan
kemana batang hidung MH 370.
Rasa persatuan tanpa
memandang ras dan agama, serta kekompakan ini harus terus dijaga, guna
membangun bangsa yang lebih baik. Kita sebagai rakyat Indonesia yang mengerti
akan kepentingan bersama nggak usah memikirkan segala polemik dan saling tarik
kekuasaan di DPR RI. Biarlah mereka berebut kue yang nggak jelas rasanya, tapi
rakyat dan masyarakat Indonesia tetap harus menciptakan suasana damai, rukun
hingga tercipta masyarakat yang adil dan makmur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar