Kota Solo dan
Yogya nggak mau kalah dengan Jakarta dalam melakukan pelayanan transportasi
masal yang menggunakan kereta api. Dikedua kota tersebut terdapat sebuah nama
kereta api yang tiap hari beroperasi mengangkut penumpang, namanya Prambanan
Ekspres alias “Prameks”.
Waktu tempuh yang
cuma satu jam dari Yogya ke Solo dan sebaliknya, menjadikan prameks angkutan
umum favorit buat masyarakat disana. Ongkosnya pun nggak mahal hanya enam ribu
rupiah saja.... ya hanya enam ribu rupiah saja. Padahal kalau menggunakan bus
antar kota ongkosnya sampai dua puluh ribu, ditambah suasana jalan yang ramai waktu
tempuhnya bisa sampai dua setengah jam. Pakai prameks irit waktu dam irit
biaya.
Kelebihan kereta
yang satu ini adalah kebersihannya terjaga dengan baik, nggak ada pedagang
asongan yang menjajakan dagangan, nggak ada pengemis, apalagi yang merokok
nggak ada banget, sebab kereta ini menggunakan fasilitas AC yang terawat baik.
Dinginnya dapat membuat tulang agak ngilu. Saking sejuknya udara didadalam
kereta, banyak penumpang yang ketiduran.
Pak Ahmad sang Masinis
Pramek, yang sudah mempunyai masa kerja 31 tahun. Sangat mendukung enjoy-nya suasana. Dia mengemudikan
kereta dengan aturan yang jelas, sangat pas ngegas dan ngerem lokomotif pada
saat yang tepat, sehingga perjalanan semakin nikmat saja .
Star awal dikota
Yogya dimulai dari stasiun Tugu, penumpangnya nggak penuh, mungkin karena ini
hari minggu. Tapi nggak juga kata Pak Ahmad hari kerjapun seperti itu, ini disebabkan
karena masyarakat Yogya dan Solo sudah pada sejahtera jadi kalau bepergian bawa
mobil pribadi, nggak naek angkutan umum, ucapnya. Apalagi sejak Pak Jokowi jadi
RI 1, gengsi orang Solo naik peringkat makanya jumlah kendaraan pribadi naik
drastis.
Purwosari adalah
stasiun pertama yang dilewati setelah tugu, disini kereta berhenti dan menaikan
penumpang. Hmmm jumlahnya jadi bejibun, penumpang kereta jadi padat, ada yang
berdiri tapi nggak umpel-umpelan masih ada sela untuk bercengkrama. Nggak bisa
orang melakukan pelecehan seksual disini, beda dengan Comunter Line yang melayani
perjalanan di Jabodetabek, disana penumpangnya rapet apalagi kalau waktu berangkat
dan pulang kerja, hampir kaya pepesan teri aja. Di kereta Prameks dijamin
nyaman.
Selama perjalanan
penumpang disuguhi pemandangan persawahan yang kesemuanya gersang, nggak ada
padinya. Karena musim panas baru aja berlalu sedangkan hujan baru turun dua minggu
yang lalu, jadi waktu tandur padi
bagi petani disektar sini masih belum dimulai. Cuma terlihat ada beberapa
petani yang sedang panen palawija, tanaman sejenis kedelai, timun, jagung, cabe
yang sudah waktunya dipetik.
Oh ya selain
Prameks, sebetulnya kereta yang melayani Yogya-Solo pulang pergi ada beberapa.
Antara lain Sriwedari yang berangkat
paling pagi sehabis subuh, Sidomukti agak siang sekitar pukul 12.30. Terus
Madiun Jaya alias Manja, kereta ini tiketnya agak mahal karena menggunakan
gerbong kereta eksekutif. Gerbong yang dipakai adalah eks kereta Lodaya jurusan
Bandung-Yogya, karena lodaya sampai di Yogya masih pagi, daripada nggangur
gerbongnya dipakai dulu, menjelang senja baru dipersiapkan kembali untuk
kemabali ke Bandung.
Semua kereta yang
melayani jurusan Yogya-Solo PP, menggunakan fasilitas AC. Waktu satu jam sudah
berlalu... nggak terasa, maka sampailah di Stasiun Solo Balapan. Stasiunnya
agak kumuh, mungkin karena sudah lama belum dicat temboknya serta lampu diarena
penumpang temaram. Sepertinya stasiun ini kurang terawat. Apalagi pas masuk
kekamar kecil, setiap penumpang diharuskan membayar, padahal move on PT KAI yang dilakukan jaman Pak
Ignatius Jonan adalah menggratiskan setiap penumpang yang akan menjenguk
fasilitas buang air. Mungkin jika Kepala Stasiun Solo Balapan baca tulisan ini,
perubahan pada tempatnya bekerja akan dibuat menjadi lebih baik, dalam waktu
yang nggak terlalu lama.
Kalau Sahabat
sedang wisata ke Yogya atau ke Solo, cobain deh naik Prameks. Murah...
nyaman... dan menyenangkan. Kita bisa menikmati suasana diluar kereta sambil
relaks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar