Selasa, 19 Januari 2016

Menciptakan Rasa Tanggung Jawab

Rasa tanggung jawab adalah karakter yang harus kita didik ke anak-anak kita. Kalau tidak diajarkan rasa tanggung jawab, saat ia dewasa nanti, ia akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri dan bertindak seenaknya.



Salah satu cara termudah mengajarkan rasa tanggung jawab ke anak adalah mengajarkan bahwa segala sesuatu yang dilakukannya punya konsekuensi yang harus ia rasakan atau lakukan. Atau mengajarkan bahwa untuk mendapatkan sesuatu, ia harus berusaha terlebih dahulu.

Saat ini Zilan, gadis kecil 2 tahunku, sudah mulai mengerti apa yang kita katakan dan kita sudah mengerti apa yang ia maksudkan. Jadi, kita mulai ajarkan ia untuk menjadi anak yang bertanggungjawab.

Pas dia lagi mainan masuk-masukin benda ke lubang dengan bentuk yang sesuai (lingkaran, kotak, bintang, dsb), terus mainannya mental jauh karena tidak sengaja terlempar, kita bilang ke Zilan, “de, diambil ya mainannya”, ia akan dengan senang hati ngambil mainannya itu.

Terus, kalau ia sudah capek mainan malam-malam dan udah mengeluarkan tanda-tanda ngantuk, kita bilang ke dia, “de, beresin yuk mainannya sebelum tidur”. Sambil kita contohin masukin satu-dua mainannya dia ke kotak mainannya, ia pun ikut-ikutan masukin mainannya satu per satu. Sebenarnya abis dia masuk-masukin semua mainannya ke kotak, dia masih ngeberantakin mainannya lagi dan akhirnya tidur tanpa beresin mainannya lagi hahaha.. Tapi di awal-awal ini setidaknya kita udah minta dia bertanggung jawab beresin mainannya.

Satu cerita lagi, si Zilan sudah bisa pakai sepatu sendiri.. dia demeeeen banget pake sepatu. Ia dengan lucunya mengangkat-ngangkat kaki kanannya. Kalau udah begitu, kita bakal minta dia, “de, ambil sini sepatunya ya” (sambil nunjuk sepatunya yang ditaro di lantai di pojok ruangan). Ia bakal dengan senang hati bergerak ke sana buat ngambil sepatu mungilnya.

Kalau anak kita dibesarkan dengan karakter tanggung jawab atas dirinya sendiri, suatu saat nanti ia akan tahu bahwa ia pun bertanggung jawab atas keberadaan dirinya di dunia ini. Ia tidak kebetulan saja dilahirkan dari mama-papanya tanpa tujuan apapun, tapi ia punya tanggung jawab yang lebih besar, yaitu menjadi orang yang bermanfaat kepada orang lain.(Ilman Akbar)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar