Kamis, 09 Januari 2014

Bang Erwan

Sosok yang sederhana, supel, baik hati, trengginas, keras dan mengayomi, itu sedikit yang bisa kusampaikan mengenai Bang Erwan Syamsari, tanggal 31 Desember 2013 adalah hari terakhir Bang Erwan menjalani masa tugasnya di Bank Indonesia. Masa tugas yang dijalaninya selama 36 tahun 6 bulan, penuh dengan suka duka dan cerita-cerita manis penuh kenangan. Beberapa tahun kedepan kemungkinan hanya ada segelintir Pegawai yang mengalami masa kerja selama itu.


Erwan Syamsari, mulai bertugas di Bank Indonesia pada tanggal 1 Juli 1977 di KPw Banda Aceh. Selama ia bertugas disana, peristiwa yang paling berkesan adalah saat diberlakukannya Daerah Operasi Militer (DOM) oleh pemerintahan RI. Dalam masa DOM, Aceh menjadi sangat rawan. Hal ini dikarenakan anggota Gerakan Aceh Merdeka(GAM) yang konflik dengan TNI, mencari dana perjuangan Aceh Merdeka dengan melakukan kekerasan terhadap penduduk. Memburuknya kondisi keamanan di  Provinsi Aceh pada waktu itu hingga menyebabkan sebuah mobil dinas KPw Lhokseumawe direbut secara paksa oleh GAM ketika sedang dipergunakan untuk dinas oleh salah seorang Pegawai KPw Lhokseumawe.


Akibat konflik dimasa DOM,  krisis yang terjadi menyebabkan angka kemiskinan di Aceh meningkat. Banyak harta masyarakat Aceh yang hilang baik perampasan, perampokan dan pembakaran. Ini membuat publik menjadi takut, curiga bahkan menimbulkan sikap permusuhan dengan orang-orang yang tak dikenalnya. Selain timbiul kecurigaan yang berkelebihan ada sebagian orang yang kehilangan semangat  karena anggota keluarganya menjadi korban konflik. Selain itu kondisi ekonomi Aceh menjadi tidak sehat, karena begitu banyak terjadi pembunuhan, dan pemerkosaan. Para pelakunya nyaris tidak tersentuh hukum.


Situasi tersebut berdampak pada keamanan KPw Banda Aceh. Sehingga pada tahun 2000, KPw Banda Aceh sempat diduduki oleh GAM selama lebih kurang satu Minggu. GAM mengharuskan setiap bank yang melakukan setoran ke BI  membayar Pajak Nangroe, tiap-tiap bank sebesar Rp 100 juta. Sebagai seorang Satpam yang bertanggung jawab atas situasi keamanan KPw tersebut, Erwan Syamsari berkoordinasi dengan Polda Aceh melakukan negosiasi dengan pihak GAM. Hingga akhirnya pajak nangroe itu dihentikan dan GAM meninggalkan  KPw.


Ketika terjadi tsunami bulan Desember 2004, dua jam seteleh peristiwa tersebut  tanpa memikirkan kondisi keluarganya yang sedang panik. Erwan jalan kaki menuju kantor yang berjarak 4 kilometer dari rumahnya. Kondisi KPw Banda Aceh telah dipenuhi  lumpur, sampah dan mayat tak dikenal sebanyak 33 orang termasuk seorang jenazah anggota Brimob, yang terlihat dari seragam yang dipakai. Erwan kemudian berkoordinasi dan melaporkan kondisi BI kepada Kabid MI saat itu,  untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya.  Pada peritiwa itu menurut Erwan yang paling fantastis adalah bahwa walaupun tsunami menerjang KPw namun tak sedikitpun air masuk kedalah Ruang Khazanah. Akibat peristiwa tsunami ini sempat beberapa waktu Gedung BI KPw Banda Aceh tak dapat dipergunakan walaupun mengalami kerusakan yang tak berarti.

Padatahun 2006, Erwan mutasi ke KPw Bandung, namun tugasnya di kota kembang Bandung hanya berjalan sekitar satu tahun. Karena tahun 2007 beliau mutasi lagi ke Grup Pengaman di Kantor Pusat hingga mengakhiri masa tugasnya dan pensiun.

Berat memang rasanya melepas beliau, secara administratif beliau purna namun keilmuannya mengenai pengamanan masih dibutuhkan. Semoga Bang Erwan dan keluarga selalu diberikan kesehatan dan rahmat dari Allah SWT, untuk menikmati masa purna tugas. Terima kasih Bang Erwan atas segala yang telah kau perbuat untuk BI, selamat menjalani masa pensiun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar