Kamis, 02 Januari 2014

Bakpia

          Selain gudeg, oleh-oleh yang identik dengan Jogja adalah bakpia. Banyak sekali pengrajin bakpia yang tumbuh di berbagai tempat di Jogja yang menawarkan aneka bakpia kreasi baru dan dibuat dengan perpaduan berbagai macam bahan, namun banyak juga yang bertahan dengan cita rasa yang khas dan original.


          Meskipun berasal dari China, Bakpia di Yogyakarta mengalami adaptasi rasa dan evolusi bentuk yang disesuaikan dengan lidah masyarakat lokal. Bakpia yang ada di Yogyakarta nggak lagi cuma berisi daging, melainkan berisi kacang hijau. Nama bakpia, mungkin gabungan antara bakpao dan kue pia yang kemudian terkenal hingga saat ini.


Tahun 1948, Seorang keturunan Tionghoa bernama Yung Yen menjajakan bakpianya dari rumah ke rumah di kampung-kampung di sekitar Patuk, masyarakat tertarik kemudian munculah berbagai macam bakpia dengan merek yang disesuaikan dengan nomor rumah mereka di Patuk. Ada Bakpia 25, Bakpia 75, Bakpia 145, dan masih ada banyak lagi bakpia industri rumah tangga lainnya yang menawarkan bakpia khas Jogja. 


          Karena sudah sampai diperkampungan bakpia, penasaran banget kalo nggak liat proses pembuatan bakpia itu berlangsung. Maka aku mencoba untuk sedikit nakal dengan mengintip. Tiba-tiba aku dihampiri oleh seorang karyawati wanita. Wahhhh… Serta merta aku memohon ma’af, tapi di luar dugaanku malah diajak ke dalam. Aku hanya tersenyum melas, wanita tadi mengarahkanku masuk lebih ke dalam untuk melihat rangkaian proses pembuatan bakpia. Karyawan dan karyawatinya Jogja banget, baik dan ramah dalam mempersilahkan, menjelaskan serta mengajarkan pembuatan bakpia. Di pabriknya, lokasi produksi dan pemasaran berdampingan, sehingga aromanya begitu menyatu dengan rasanya yang gurih. Apalagi disediakan pula hidangan gratis alias untuk tester alias nyicipi gratis.


          Manis, legit, harum, dan gurih adalah kata yang sering terucap ketika pelanggan mencicipi kuliner yang satu ini. Rasa manis dan legit tercipta dari campuran kacang hijau dan gula sebagai isi bakpia. Sedangkan rasa gurih muncul dari kulit luar yang terbuat dari adonan tepung dicampur dengan minyak nabati yang kemudian dipanggang menggunakan oven tradisional. Perpaduan rasa itu menimbulkan kenikmatan tersendiri dalam setiap gigitannya. Seiring dengan berkembangnya makanan ini dan banyaknya permintaan dari pelanggan, Bakpia tak hanya berisi kacang hijau saja, sekarang berkembang dengan berbagai  varian isi. Perpaduan budaya dan industri rumah tangga, menjadikan bakpia cemilan yang wajib dibeli.


          Beragam bakpia yang ditawarkan dengan harga bervariasi, namun tentu saja kualitas juga berbeda. Apabila ingin membeli bakpia, kita harus jeli memilih mana bakpia yang berkualitas. Bakpia kualitas baik hanya dibuat dengan bahan-bahan terbaik sehingga awet dan nggak mudah rusak ketika disimpan dalam waktu tertentu, kenikmatan rasanya nggak berubah. Bakpia yang baik bisa tahan sampai 3 minggu. Bagaimana ingin mencicipi? atau sekedar ingin tahu cara pembuatannya ? Silahkan berkunjung ke Yogyakarta dan buktikan kelezatannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar