Rabu, 08 Januari 2014

Taragak Basuo Sambil Malapeh Salero

Hari ini walaupun Jakarta diguyur hujan agak lebat, karena sudah tekad untuk menjalin silaturahmi dengan rekans eks Pegawai KPw Padang, kami tetap luruskan niat “taragak basuo”, sambil malapeh salero makan siang bersama di Warung masakan Padang “Dibao Untuang”, yang terletak di Jalan Wahid Hasyim Jakarta Pusat.


Kenapa kok pilih tempat ini, karena dari berbagai isyu yang tersebar di warung ini cara melayaninya gaya Pagaruyung Minang (Sumatera Barat). Semuanya disajikan by order, nggak seperti kebanyakan restoran Minang lain di mana berbagai menu disajikan dengan gaya hidang atau menu langsung diletakan di meja.


Warung ini bukanlah restoran besar yang luas dan ber-AC. Tempat ini sebenarnya kecil buat ukuran restoran Padang. Tapi menu dan makanan yang ada membuat layak dikunjungi, setiap kali timbul hasrat hasrat untuk makan masakan Padang nan padeh. Semua menu disini Padang banget…. Dan memang pangsa pasar Dibao Untuang adalah kaum perantau Minang.


Oh ya… sambil makan kami bercerita masa lalu sewaktu tinggal dikota Padang, tentang suka dan dukanya. Kadang cerita itu membuat kami menjadi tertawa dan kadang juga jadi tegang tatkala ingat kejadian-kejadian yang terkait dengan gempa bumi.


Berbagai menu tersedia di resto ini antara lain : Sop buntut, gulai tamusu, ikan asam padeh, gulai ayam, gulai banak, ayam balado, ikan balado, rendang, dendeng balado, ayam bakar, ikan bakar, sayur daun singkong, gualai jengkol dan lain-lain masakan minang. Tapi menu spesial Dibao Untuang sejak dulu adalah “Gulai Tunjang Padeh” yaitu urat daging sapi dan kaki sapi dimasak dalam santan kental pedas, dan “Gulai Gajeboh” yaitu lemak dari daging sapi bagian dada. Rasanya nendang, benar-benar nyamleng. Apalagi jika dikocok keluar sumsum dari dalam tulang kakinya. Menu masakan khas padang ini cukup langka. Nggak semua rumah makan padang menyediakannya. Sangat nikmat, dan yang pasti berlemak. Untuk lebih aman dan menjaga kesehatan, aku sarankan jangan sampai terhanyut dengan cita rasanya yang bener bener mak nyuzzz.


Mohon maaf saking enaknya, rasa dari gulai tunjang dan gazeboh ini sangat susah untuk dijelaskan. Yang pasti sangat enak, aku berani jamin, gulai tunjang disini sangat berbeda dengan gulai tunjang yang ada dirumah makan padang lain se Asia Pacifik. Sungguh luar biasa....!


Setiap waktu makan siang, resto ini dipenuhi dengan kaum pekerja penikmat selera tinggi. Walaupun diluar hujan namun didalam resto hawanya panas karena tanpa AC, tapi kelihatan selera pengunjung nggak meredupkan hasrat makannya.


Diakhir obrolan, kami-pun berencana akan mengadakan acara seperti ini lagi dalam waktu dekat guna menjalin silaturahmi lebih akrab. Tempatnya akan kami pilih kemudian agar acara malapeh salero ini terus berlanjut. 

2 komentar:

  1. Ondeh mandeeehhh... Ambo sandiri nan urang Padang (eh, ambo urang Muarolabuah, Solok Selatan) indak tau ado rumah makan nan sabana Padang. Iko batua-batua resep niniak moyang turun tamurun nampaknyo. Sia apak nan punyo rumah makan tu, uda Bagus? hehe...

    Salam
    Alris

    BalasHapus
  2. Nan punyonyo ambo indak tau, tapi suasana disinan lah suasaa awak bana, cubolah singgah sakali waktu....

    BalasHapus