Kamis, 02 Januari 2014

Ibundaku Dan Kain Batik

Sejak kecil seringkali kulihat batik dengan berbagai motif. Aku begitu menyukai batik karena keunikannya. Namun kini berbeda, aku tak hanya menyukainya. Aku bangga memakai batik, batik itu Indonesia.

 
Ibundaku bercerita “Nak, saat kamu kecil ibu sering menggendongmu dengan kain batik”. “Batik motif apa Bu?” tanyaku polos. Ibu jawab “Ga tahu, nak. Pokoknya ibu suka sama batik. Terutama saat ibu menggendongmu”.
 
Kini aku telah dewasa, saatnya untuk membahagiakan ibundaku. Saatnya berjuang mati-matian untuk ibunda. Walaupun aku tahu, sehebat apapun pengorbananku takkan pernah menyamai pengorbanannya untukku. Takkan pernah bisa!
 
Saat usiaku beranjak 17 tahun, aku berjualan keliling setelah pulang sekolah. Aku berjualan madu stik, banyak penolakan yang kuterima. Namun ada pula yang mencaci “Ngapain dagang ginian? Ga bikin kaya!”. Tak kudengar cacian itu, karena satu niatku: Membahagiakan Ibundaku.
 
Selama satu pekan tiap pulang sekolah aku berjualan. Ya, aku masih berseragam putih abu. Tak ada rasa malu dan gengsi, semua demi ibundaku.
 
Syukurku pada Allah, setelah melewati berbagai rintangan akhirnya maduku terjual habis. Aku meraup laba Rp50.000, ya sedikit tapi ini hasilku. Kuberikan uang yang tak seberapa itu untuk ibundaku. Ibu begitu terharu mendengarkan ceritaku saat berjualan, ia terima uang itu dengan tangis peluk bahagia.
 
Seminggu kemudian, ibundaku memakai pakaian baru. Pakaian batik yang lagi-lagi, unik.. “Bu punya batik baru nih.. Beli dimana? Kan ibu ga punya uang buat beli batik sebagus itu..” tanyaku heran.
 
“Ini uang darimu, Nak! Uang jualan madumu. Ibu beli kain batiknya dan ibu jahitkan. Ini semua hasil jerih payahmu nak. Makasih yaa..” Jawab ibundaku.
 
Memang batik yang tak seberapa harganya. Namun kini aku bahagia melihatnya bahagia. Setelah 3 tahun lalu ia sedih jika melihat batik. Ia sedih dan menangis ketika melihat kain batik yang menutupi jenazah Ayahku. Semoga Ayah bahagia di SurgaNya .(Dindin Awaluddin)
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar