Rabu, 26 Agustus 2015

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu proses sitematis untuk mengubah kemampuan serta perilaku Pegawai kearah peningkatan pencapaian tujuan organisasi. Program ini biasanya dilakukan oleh pihak manjemen untuk memberikan kesempatan kepada Pegawai memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan serta perubahan perilaku/sikap yang lebih baik dalam melakasanakan pekerjaan. Di Bank Indonesia (BI) program pengembangan ini lebih dikenal dengan istilah Pendidikan Mutu Ketrampilan (PMK).



Berbagai jenis pengembangan sumber daya yang dapat dilakukan antara lain training, baik yang dilakukan di dalam kelas maupun pendidikan praktek kerja-on the job training(OJT). Pendidikan didalam kelas merupakan pendidikan klasikal dimana seorang pengajar berhadapan dengan sejumlah peserta dalam kelas. Sedangkan OJT dilakukan apabila peserta diterjunkan untuk belajar di Satuan Kerja (Satker), mengenai pekerjaan yang dilakukan di satuan kerja bersangkutan.

Selain dari itu ada juga berupa coaching, yaitu upaya seorang atasan untuk mendidik dan mengembangkan bawahan dalam penguasaan pekerjaan dalam sebuah unit kerja secara berkesinambungan. Lalu ada lagi Counseling yang merupakan upaya untuk merubah watak, sikap atau perilaku Pegawai yang negatif menjadi positif, serta dapat menunjang pencapaian tujuan organisasi dengan sebaik-baiknya.



Ada juga pengembangan peningkatan pengetahuan Pegawai yang dilakukan dengan melakukan job rotation, yang dilaksanakan melalui pertukaran bidang tugas masih dalam satu Satker. Serta Job mutation yaitu melakukan pengembangan SDM Pegawai melalui penambahan pengalaman di bidang tugas lain dengan cara pemindahan Pegawai ke Satker yang berbeda.

Pengembangan SDM dengan berbagai cara demikian selain diperlukan bagi kepentingan lembaga, tidak terlepas dari kepentingan individu Pegawai sebagai anggota dari lembaga yang bersangkutan. Kepentingan lembaga bisa dilihat dari pencapaian produktifitas, keuntungan, pencapaian tujuan dan perluasan usaha. Kepentingan individu Pgawai dapat diamati dari kepuasan kerja, perasaan keamanan, pengembangan diri serta integrasi pekerjaan dan keluarga.



Secara ideal, pencapaian kepentingan lembaga harus sejalan dengan kepentingan individu Pegawai. Perpaduan kepentingan secara menguntungkan bagi kedua belah pihak dikenal dengan istilah harmonisasi. Proses tersebut berupa pemanfaatan SDM, pengembangan, kesempatan berprestasi, penilaian prestasi, kepastian jenjang karir dan promosi.

Dari proses harmonisasi, dapat dilihat bahwa dalam menilai keberhasilan atau kegagalan pencapaian kepentingan lembaga dan individu Pegawai, perlu alat pengukurterhadap peranan dari individu Pegawai yang tercermin dalam prestasi kerja. Dengan kata lain lembaga harus mempunyai alat pengukur prestasi kerja pegawainya. Oleh karena pegawai yang bekerja dalam suatu lembaga pada umumnya tidak dalam suatu jangka yang pendek, bahkan bisa puluhan tahun. Maka dari waktu ke waktu kemampuan dan perilaku pegawai selalu harus dikembangkan melalui cara-cara training, coaching, counselling dan sebagainya.

Kemampuan perilaku tersebut diukur secara berkala dengan membandingkan antara perestasi yang telah dimiliki seorang pegawai dengan standar kerja yang telah ditetapkan lembaga untuk setiap tugas. Mengapa standar kerja perlu ditetapkan..? Karena tidak ada sesuatu yang baik atau buruk, kerap atau jarang, menguntungkan atau merugikan, cepat atau lambat. Sebab standar merupakan pernyataan keadaan yang akan ada apabila suatu tugas atau tanggung jawab dinilai memenuhi syarat. Standar juga merupakan batas minimum dapat diterimanya suatu prestasi, jika dibawah merupakan kegagalan namun jika diatas maka itu adalah keberhasilan.



Pegawai pasti menyadari bahwa setiap aspek yang dikerjakan, tidak akan masuk dalam penilaian prestasi jika hal itu tidak tercakup dalam standar atau tercakup dalam standar namun sudah usang. Dengan standar yang baik maka pengukuran prestasi akan lebih terarah dan ojeltif. Dan dengan membandingkan prestasi vs standar, dapat diidentifikasikan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia untuk kepentingan lembaga dan individu bersangkutan.

Untuk memperoleh hasil yang baik dalam mengembangkan suatu sistem yang terkait sumber daya, maka harus diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1.    Tentukan program yang cocok dengan suasana organisasi, harus konsisten dengan filosofi, metode operasi dan tujuan lembaga.
2.    Mendapat dukungan pimpinan puncak (top management)
3.    Tentukan kebutuhan yang diperlukan
4.    Libatkan pengguna dalam membuat design
5.    Pengujian program
6.    Kembangkan kebijakan, prosedur dan petunjuk pelaksanaan dalam bentuk penilaian (survey)
7.    Melatih supervisor
8.    Memberi orientasai kepada bawahan yang dinilai
9.    Melaksanakan program

Apabila beberapa hal ini sudah dijalankan, mudah-mudahan program pengembangan yang bentuknya seperti PMK dan lain sebagainya akan menjadi efektif. Peserta diharapkan mengikuti program bukan hanya sekedar menggugurkan kewajibannya, namun benar-benar dituntut untuk mengembangkan kemampuan individu guna kepentingan organisasi. Sehingga hasil dari PMK sendiri seharusnya dapat mempengaruhi seseorang untuk promosi, bukan hanya selembar ijazah yang menjadi latar belakang pendidikannya saja. Pengembangan sunber daya manusia seperti ini hanya dapat dilakukan apabila didukung oleh identifikasi yang tepat melalui keterbukaan dan metode pengukuran prestasi yang tepat dan obyektif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar