Sabtu, 01 Maret 2014

Bakar Kepala Ikan

Pagi itu ketika kami tiba untuk tugas di KPw Provinsi Sulawesi Utara (KPw Manado), kebetulan sekali ada acara “morning meeting”, yang diikuti oleh seluruh personil KPw. Acara rutin yang diadakan 3 kali seminggu, setiap Senin, Selasa, Kamis. Meng-agenda-kan silaturahmi  seluruh personil KPw Manado yang terdiri dari Pegawai Organik dan Pegawai Outsourcing, doa bersama serta pemberian motivasi oleh personil yang ditunjuk.


Siangnya ketika matahari tepat diatas kepala, bertanda waktu istirahat tiba. Kami menuju restoran ikan bakar Ocean 27 di Malalayang untuk lunch. Menu yang tersedia hampir semuanya ikan bakar, khususnya ikan bobara, baronang dan kakap, mulai dari kepala sampai ke ekornya.


Cara membakar ikan yang unik, disini bara api dibuat dulu dari batok kelapa. Setelah dibakar dan menjadi bara lalu diletakan diatas meja yang terbuat dari beton, kemudian ikan yang siap dibakar diletakan diatasnya.


Udara panas menyelimuti dapur sekitar pembakaran, hampir 3 meter hawa yang dikeluarkan dari bara api menyengat kulit. Bagi petugas dapur yang sudah biasa melakukan pembakaran, itu sebuah hal yang biasa, tapi bagi kita yang belum pernah masuk ketempat itu serasa masuk kedalam tungku.


Tak berapa lama, hidangan tersedia. Kepala ikan bakar, daun singkong cah bunga pepaya, gedi atau buntil bunga pepaya dan dabu-dabu serta sambal kecap.



Buat aku ini kuliner baru, di Padang Sumatera Barat, ada juga kuliner kepala ikan tapi dimasak gulai. Baru ini aku melihat kepala ikan di bakar. Walau dibakar semua daging ikan terasa matang, pancaran hawa panas dari bara api memasuki ke semua rongga yang ada.



Makan serasa lebih nikmat alami karena letak rumah makan ditepi laut, sehingga deburan ombak dan suara angin saling beradu, menghasilkan suara alam yang indah. Puji syukur kehadiratMu ya Allah, atas berkat dan rahmatMu aku dapat menikmati kuliner yang sungguh luar biasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar