Jumat, 21 Maret 2014

Kasar Pada Anak

Mendidik anak susah-susah gampang. Dalam kehidupan sehari-hari, orang tua sebagai manusia kadang lupa mengontrol emosi. Berbagai masalah yang dihadapi, belum lagi energi yang habis ketika mengurus rumah tangga sering membuat ortu lupa menjaga kendali. Pukulan ringan atau kekerasan kerap terjadi ketika ortu emosional.

Ketika kita kasar pada anak efek yang dialami langsung adalah “rasa takut”. Anak selalu merasa ketakutan kepada orang tua, maka terputuslah komunikasi antara dia dan orang tua. Perilakunya terusik saat bersamanya, sehingga dia selalu menghindar. Jika anak melihatnya, timbul perasaan takut dan berlari kekamar. Dan jika dia lewat didekatnya, anak langsung menjauh dan menghindar darinya.


Akibat selanjutnya adalah “linglung”. Anak akan kehilangan rasa percaya diri dan selalu bersikap linglung. Dia nggak mampu mengambil suatu keputusan. Fenomena tersebut semakin jelas terlihat saat anak beranjak dewasa. Lalu “penyendiri” dan nggak mampu berinteraksi dengan orang lain, sehingga ia menjadi sosok yang kesepian dan pemurung, hilanglah sifat yang terpenting, yaitu daya tarik pribadi.

Kita tak menyadari bahwa berbuat kasar pada anak, bukan membuat anak menjadi baik. Namun menanamkan benih-benih kebencian, emosi dan perbuatan kasar. Memberi efek buruk, anak bukannya jera tapi malah akan mengulangi kekasasaran orangtua dilain hari, anak akan selalu mengingat kekasaran yang diterima sampai dia besar. Bayangkan dia pernah dipukul, ditampar, disentil, dijewer, dimaki, ditempeleng ataupun ditendang pada masa kecil, anak akan selalu terngiang-ngiang dan bisa jadi dia akan melakukan hal yang sama pada keturunannya nanti.

Kekerasan oleh orangtua, meskipun yang dilakukan hanya dengan alasan sayang dan ingin menjadikannya anak yang baik. Namun faktanya anak jadi berfikiran orangtua sangat jahat sekali, sehingga mendidik anak dengan berbuat kasar bukanlah jalan terbaik. Solusi untuk mendidik anak agar tidak berbuat salah lagi bukanlah dengan berbuat kasar, berilah nasehat. Dalam memberi nasehat berikan beberapa contoh akbibat dari kenakalannya, berikan ilustrasi agar dia mengerti betul bahwa yang dilakukan itu salah dan merugikan dirinya. Dengan demikian anak akan jauh lebih mengerti alasan orangtua melakukan hal tersebut ketimbang memaki atau berbuat kasar. Jika diberi nasehat tidak menurut , maka kita harus memberikan hukuman di setrap yang nggak membahayakan dirinya.

Pertama kita bisa menyuruh anak berdiri di sudut ruangan yang bisa kita awasi, bukan dikurung dikamar, lalu buatlah garis.Suruh anak berdiri didalam lingkaran, katakan anak nggak boleh melewati garis sampai kita mengijinkannya. Jika dia menangis dan keluar garis, kembalikan lagi, jika keluar lagi kembalikan lagi terus sampai dia mau tetap didalam garis. Hukuman ini cukup ampuh untuk membuat efek jera tanpa harus menyakitinya atau berbuat kasar padanya. 

kekerasan pada anak dan menyakitinya memiliki pengaruh kejiwaan didalam dirinya. Dia akan merasa terhina dan sakit begitu hukuman dijatuhkan. Sanksi fisik merupakan sesuatu yang tak bias dihindari oleh jiwa manusia. Ia akan merasakan ketidaknyamanan, karena hal itu bertentangan dengan kemuliaan fitrah manusia, yang telah di muliakan Allah SWT.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar