Selasa, 04 Maret 2014

Ibuku Sibuk

Ada banyak hal yang sering dialami oleh kebanyakan orang. Hal baik ataupun hal yang kurang baik. Banyak orang yang sering mengeluh dengan permasalahan-permasalahan individu. Kadang juga mengatakan, “apakah aku ini kurang beruntung.”
Ya, kadang-kadang memang ada permasalahan beruntung dan tidak beruntung. Salah satunya adalah kita punya ibu yang berkarir atau yang tidak berkarir alias (IRT).
Lalu hubungannya apa antara beruntung dan berkarir. Ya, kalo kita punya ibu yang berkarir otomatis penghasilan ekonomi di rumah akan bertambah. Membantu penghasilan bapak. Membawa keuntungan bagi anak, misalnya mau ini dan itu nggak begitu pusing dengan masalah ekonomi. Tapi benarkah itu untung? Ternyata nggak juga. 
Aku pribadi dilahirkan dalam keluarga yang sederhana. Bapakku guru dan ibuku IRT. Karena dari kecil sampe besar seperti sekarang ini aku sudah puas dengan kasih sayang dan perhatian yang diberikan. Ketika pagi, ibu sudah menyiapkan sarapan, begitupun siang dan malam. Mengapa bisa seperti itu? Karena ibuku IRT. Simple.
Ketika aku mau minta buatkan kue ini dan itu, insyaallah, ibu bisa memenuhi keinginanku. Pernah sesekali keluar sedikit kata dari mulut ibu, “Man. enak kan kalo orang tua bisa masak dan buat kue?”
Nah, dari situ aku sedikit berfikir, “iya sih, memang enak. Kalo orangtuanya gak bisa masak, apalagi buat-buat kue kayak gitu gak bisa atau karena gak sempat, pasti gak seberuntung aku”.
Dan ternyata memang begitu adanya. Aku punya seorang teman. Bapaknya kerja dan ibunya juga kerja. Hidupnya bisa dikatakan tercukupi. Ya, uang sakunya lebih banyak, mau beli ini dan itu bisa tinggal minta.
Tapi ternyata dia tidak puas juga, ada sesuatu yang itu masih kurang baginya dan dia iri kepadaku. Ternyata sesuatu itu adalah, jarang ada makanan di rumahnya. Seperti sop, kuah sayur, ikan panggang, mihun, bolu, black forest. Dia pernah mengatakan sendiri pas kebetulan lagi main kerumahku dan kebetulan kuajak makan, “dirumahku mana ada yang kayak begini-beginian Man, paling kalo aku mau makan masak mie sama telor dan kecap. Hehehe.”
Dia lebih sering beli makanan di luar. Setelah aku telusuri.  ternyata ibunya bisa masak. Cuman karena sibuk dengan bekerja, jadi ibunya nggak sempat masak sarapan dan siang. Kalaupun pulang kerja yang ada hanya rasa lelah. Aku juga melihat keadaan dirumahnya, kebetulan dia nggak punya pembantu. Ternyata dirumahnya bukan lagi kapal pecah, tapi sudah seperti kembang api pas malam tahun baru.

Bila seorang ibu berkarir, sangat besar dampak rumah tangganya. Tugas kewajiban seorang ibu mengurusi rumah tangga, jadi terlalaikan. Yah, bisa dikatakan anak yang memiliki ibu yang berkarir kasihan. Karena nggak terlalu terurusi. Kurangnya perhatian yang memang itu adalah satu kebutuhan seorang anak yang harus di penuhi. Itu baru masalah makanan. Bagaimana bila anaknya sedang sakit?. Karena ada beberapa yang seperti itu, ibunya tetap bekerja, sedangkan anaknya yang sakit di rumah hanya bersama kakaknya saja.
Ternyata materi memang bukan sumber kebahagiaan. Manusia memang butuh materi, namun materi jangan sampai menutupi mata kita dari kewajiban yang sebenarnya. Inilah pesan moral untuk diriku. Hidup itu harus di syukuri dan pandai-pandailah mencari seorang istri (Fathur  Rahman)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar