Senin, 10 Maret 2014

Sambel Tumpang

Mendung yang menyelimuti  Jakarta hari Senin pagi, memberikan rasa dingin yang menggigit kedalam tulang. Ditambah rintik gerimis yang turun membuat orang-orang yang bekerja datang lebih lebih cepat masuk kantor. Tapi suasana dingin dan gerimis diluar tak kurasakan pagi itu, karena ada sesuatu yang membuat suasana hangat yaitu “sambel tumpang”.


Seorang teman membawa menu yang baru pertama kukenal ini, cukup aneh namanya kok sambel tumpang. Disebut sambel tumpang karena baiasanya sambel ini ditaruh diatas, ditumpangkan sayuran pecel, atau makanan apa saja yang ada dibawahnya. 

Seorang orang teman ada yang nggak doyan sambel tumpang, dia asli Solo,  karena sudah tau bahan utama dari menu ini adalah tempe busuk, jadi tentu saja bau masakannya memang rada asing jika tercium. Tapi justru disitulah keunikan masakan ini. Tempe busuk atau tempe lawas, atau tempe kawak adalah merupakan bumbu penyedap bagi menu orang jawa.


Aku teringat nenekku dulu pernah menyuruhku beli tempe busuk diwarung.  Setelah kembali dari warung kukatakan bahwa diwarung nggak jualan tempe busuk karena ini Jakarta bukan di daerah jawa. Kata yang punya warung tempe busuk itu hanya ada diwarung-warung didaerah jawa tengah atau jawa timur. Hmmm nenekku baru sadar, oh ya…. ini Jakarta bukan di Madiun katanya.

Didaerah Solo atau Kediri temanku bilang, sambel tumpang ini merupakan makanan sehari-hari sebagai sambelnya pecel.  Karena di Jakarta nggak ada yang buat atau jual tempe busuk, maka temenku untuk mendapatkannya membusukan sendiri tempenya. Waktu yang dibutuhkan lumayan yaitu sekitar 4 hari, agar tempe membusuk secara sempurna. Tempe dibungkus daun pisang kemudian disimpan sampai busuk.


Menurut informasinya bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat sambel tumpang : tempe busuk, bawang putih, bawang merah, cabe merah dan cabe rawit sesuai selera, kencur, 3 lebar daun jeruk purut, lengkuas, garam dan santan. Semua bahan bahan direbus  bersama-sama kecuari jeruk purut , setelah airnya surut lantas diuleg hingga halus, masukan santan, peresan jeruk purut, ditambah gula dan garam. Masak hingga matang, lalu guyurkan sambel tumpang diatas makanan yang akan kita makan, seperti sayur pecel, tahu goreng, kerupuk atau makanan apapun sesuai selera. Jika ingin tambah protein bisa juga ditumpangkan keatas telur rebus, lele goreng atau ayam goreng. Pokoknya semua masakan yang diberi sambal tumpang, pasti maknyosss dan nyamleng rasanya. Namun aku lebih suka jika sambel tumpang hanya  dicampur nasi hangat dan makannya pakai kerupuk.


Kekayaan kuliner nusantara menggambarkan identitas lokal yang mewakili lingkungan, kebiasaan, simbol, peraturan serta pola konsumsi. So nggak heran jika dibanyak daerah mempunyai variasi kuliner yang berbeda, yang menunjukan bahwa Indonesia memiliki keberagaman latar belakang sosial, ekonomi, golongan dan budaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar