Minggu, 29 Desember 2013

Kenapa Atut Jadi Gubernur Banten ?

Kenapa Ratu Atut terpilih jadi Gubernur? jawabannya adalah karena dia merupakan pilihan pemilih. Kenapa pemilih memilih Ratu Atut? hanya pemilihlah yang tau. Salah satunya adalah karena dia terkenal, apalagi wakilnya. Rakyat pemilih akan memilih siapa yang mereka kenal atau liat, siapa yang sering muncul di TV atau media, mereka tidak tau prestasi calon gubernur, bupati, walikota, anggota DPRD, DPR bahkan Presiden.


Saat ini banyak orang yang mencalonkan jadi presiden tapi keluarganya berantakan dan nggak punya prestasi. Wiranto waktu jadi Pangab gagal karena terjadi kerusuhan peristiwa Trisakti dan Semanggi, Oma Irama banyak istri, Prabowo cerai dari istrinya yang anaknya Suharto, Aburizal Bakri bermasalah dengan lupmpur Lapindo. Kenapa mereka berani mencalonkan diri dan nggak malu dengan keadaannya yang demikian, karena di Indonesia masyarakatnya membolehkan. Nggak seperti di Amerika masalah moral calon sangat berperan, jangankan sampai kawin cerai, ada gosip yang kurang baikpun masyarakatnya nggak akan menerima calon tersebut.   

Rakyat kita masih buta politik, sebagian besar tidak tau dampak politis, ekonomi atau budaya jika dia milih si A atau si B. Sebagai contoh: memilih artis jadi anggota DPR, apa sih dasar politis masyarakat memilih, apa dampak politik yang dinginkan rakyat? gak jelas toh…! tapi mereka lebih familiar dengah wajah dan nama. Mungkin jika si Badu, seorang masyarakat desa yang giat melakukan perubahan dan menciptakan lapangan kerja serta pelestarian lingkungan mencalonkan diri jadi anggota DPR tidak akan terpilih karena belum pernah diberitakan di koran atau TV.

Ratu Atut juga dipilih karena banyak orang melihat penampilan pakaian, sepatu, accesoris, tas yang ber merk yang nggak mungkin kebeli sama pemilihnya. Wajah yang berkilau karena diamplas uang. Inilah wajah perpolitikan di Indonesia pencitraan ! Dan sifat konsumerisme manusianya yang lebih menghargai merk daripada hatinya.

Terus terang waktu pilgub saat itu, aku seumur hidup baru sekali jadi pemilih pilkada Banten. Waktu itu aku memang milih atut, bukan karena dia pinter atau sejenisnya, tetapi karena dia incumbent. Kami rakyat Banten emang sudah tau kalo si atut korupsi pada periode pertama, aku pikir modal dia sudah balik pada periode pertama, jadi aku berharap korupsi minimum akan berkurang. Dari pada milih gubernur baru yang sudah hampir pasti korupsi untuk mengembalikan modalnya, tapi kenyataannya si atut terlalu serakah hingga dia dijerat KPK.


Manusia adalah mahluk yang tidak sempurna. Manusia tidak cukup berilmu dan beriman, tapi berhati bersih. Bukti dan nyata, asal di sogok dengan dalih uang umroh dan sumbangan untuk Pesantren. Para Ustad, Kiyai mau saja memilih dan mengajak santrinya untuk memilih, nggak peduli calonnya terindikasi korupsi. Saya sebagai wong Banten isin (malu).


Sekarang Atut dihujat, dicaci, dihina oleh rakyatnya. Aku sadar bahwa salah satunya aku-lah yang memilihnya, jadi sekarang aku akan berhenti mengeluh pada pemerintah yang kotor, saat ini aku mulai memperbaiki diri sendiri insyaallah bila aku baik, rakyat Banten baik melahirkan pemimpin yang baik pula. Wallahu alam bi shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar