Minggu, 01 Desember 2013

Pemilu ala IPEBI

Seakan tidak mau kalah dengan dengan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) dan Pemilihan dan Pemilihan Legislatif (PILEG), Euforia penyelenggaraan Pemilu langsung (pilsung) Ketum/Waketum IPEBI untuk kali ke-3 dilaksanakan pada tanggal 27 November 2013 di seluruh Komisariat IPEBI. Semua menyumbangkan suaranya sesuai dengan insan yang dipilih dapat mewakili aspirasinya. Partisipasi ini sangat positif untuk mengaplikasikan visi dan misi masing-masing calon yang ada disetiap area Bank Indonesia baik di Kantor Pusat maupun di Kantor Perwakilan. Perhelatan 3 (tiga) tahunan ini untuk memilih orang-orang terbaik Bank Indonesia untuk memimpin IPEBI periode 2013-2016.


Di Komisariat DLP, pilsung dilaksanakan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di depan Ruang Pantry Lantai 3 Gedung Kebun Sirih, TPS yang betema “Kampung DLP”. Dibuat dengan suasana desa sebuah kampung, dimana semua orang dapat melepas segala beban dan kepenatan yang dibawa. Pemilihan berjalan lancar, Pegawai terlihat antusias dan sangat aktif, terbukti dengan saat dimulainya pilsung, Pegawai telah berduyun-duyun mengunjungi TPS.


Antusiasnya Pegawai  karena  berharap  IPEBI dapat memperjuangkan kepentingan pegawai. Sebagai payung yang melindungi para pegawai, keberpihakan IPEBI bagi pegawai yang mungkin mendapatkan perlakuan tidak adil menjadi fungsi utama. Pegawai harus merasa sangat nyaman kepada IPEBI sebagai tempat berkeluh-kesah, lalu bersama IPEBI mengusahakan solusinya. Mewakili kepentingan pegawai dalam berhubungan dengan organisasi semacam YKKBI dan DAPENBI yang sangat penting. Perbaikan pola hubungan sudah terlihat, tetapi penguatan governance khususnya transparansi, masih harus diperjuangkan. Di situ, karyawan harus benar-benar menjadi pusatnya. IPEBI harus menjaring aspirasi karyawan, memperjuangkannya, kemudian mengkomunikasikannya secara transparan.


Selain itu Pegawai juga berharap IPEBI dapat menyeIesaikan isu penting yang sedang dihadapi adalah migrasi pegawai ke OJK. Sejarah akan mencatat ini dengan tinta emas jika berhasil, atau sebaliknya dengan tinta buram nan kusam jika gagal. Gagal di sini adalah jika dua institusi ini lahir dan kemudian “musuhan”. Siapapun yang menang, perang saudara akan selalu menyisakan luka mendalam. Atau bahkan tidak ada pemenang. Keduanya kalah, termasuk kemaslahatan Indonesia yg diperjuangkan keduanya.


Nasib IPEBI ada ditangan Pegawai, karena Pegawai yang memilih pemimpinnya di IPEBI. IPEBI harus amanah. Amanah merupakan salah satu pilar utama untuk tegaknya keadilan, sehingga siapapun orangnya diharapkan mampu menjaga amanah yang diembannya, dan lebih-lebih bagi seorang pemimpin yang telah mendapat mandat dari Pegawai untuk memaksimalkan kinerjanya. Agar amanah berjalan dengan baik dan sungguh-sungguh berilah pada yang berhak menerimanya, bukannya yang meminta-minta untuk diberi amanah.


Harapan untuk memiliki pemimpin yang kuat, berwibawa dan cerdas tentu akan terus ada dalam diri setiap pegawai Bank Indonesia. Semoga dengan terpilihnya Ketum/Waketum IPEBI baru mampu memperbaharui wajah organisasi dan mengembalikan marwah organisasi yang telah lama terinjak digilas zaman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar