Senin, 30 Desember 2013

Apa Niat Dan Tujuan Caleg

Kadang aku berfikir bahwa semakin lengkap dan enak serta asyiknya jadi pejabat negara dengan kesempurnaan gaji dan fasilitas serta tunjanganya, menjadikan TUJUAN dan NIAT dari masing-masing pejabat negara sudah berubah?.


Jadi kalau ada Caleg atau mereka yang saat ini sedang berebut untuk bisa menjadi wakil rakyat atau pejbat negara lainya, yang ada di OTAK mereka hanya ingin menikmati semua fasilitas mewah yang akan dinikmati oleh pejabat negara?. Bagaimana tidak tergiur ketika menjadi pejabat negara, pada kenyataanya gaji menjadi wakil rakyat dan pejabat di negara Indonesia memang sangat tinggi dan menggiurkan.

Padahal jika mereka ditanya sudah pasti di depan kamera mereka akan menjawab dengan begitu gagahnya jika mereka lakukan semua untuk mengabdi kepada negara serta memperjuangkan rakyatnya. Tapi secara faktanya lihat saja, ketika menjabat mereka seolah lupa untuk apa mereka bekerja dan digaji besar oleh negara melalui pajak rakyatnya?

Begitu besar gaji dan tunjangan besar anggota DPR dan pejabat negara lainya, menjadikan banyak orang berebut ingin menjadi anggota DPR dan pejabat negara. Maka yang timbul kemudian mereka berlomba-lomba menyiapkan dana untuk bisa “duduk manis” di kusri DPR. Tak tanggung-tanggung, dana yang disiapkan entah darimana yang penting harus jadi dahulu jadi anggota DPR atau pejabat negara.

Mau dari hutang atau darimana tidak penting karena dalam otak mereka hanya ada satu keyakinan bahwa, sebesar apapun dana yang dikeluarkan, jika bisa jadi anggota DPR dan pejabat negara, maka biaya tersebut akan mudah dikembalikan nantinya. Bahkan yang tidak punya rasa malu, ada juga caleg yang nekat merampok hanya untuk mencari dana kampanye. Hal ini menggambarkan betapa segala macam cara akan dilakukan untuk bisa jadi anggota DPR.

Dalam cerita yang lain, mereka yang ingin jadi anggota DPR dan pejabat negara lainya tidak punya rasa malu meminta bantuan kepada dukun dengan ahrapan mereka lolos terpilih dalam pemilu nantinya. Melihat fenomena tersebut tentunya kita sangat prihatin, ternyata negara yang begitu kaya raya dengan keindahan alanya dan tambang di dalamnya akan dikelola oleh mereka-mereka yang kita ragukan niat tulus mereka dalam mengelola negara dan masyarakatnya.

Memang teramat sangat berbeda, pahlawan dengan pecundang sangatlah berbeda. Tidak hanya dari niat saja yang berbeda, tapi sangat terlihat dengan perilaku dan kinerjanya. Aku hanya ingin mengingatkan dan membandingkan dengan para pendiri dan pejuang bangsa yang membangun negara ini dengan perjuangan dan darah mereka.

Mereka benar-benar berkorban tidak hanya harta dan benda mereka tapi juga nyawa mereka. Bahkan hampir semua pejuang negara kita terdahulu belum sempat menikmati perjuangan dan pengorbanan yang mereka lakukan, ajal telah lebih dahulu menjemput mereka. Tapi lihatlah mereka para penikmat kemerdekaan sekarang. Mereka mengaku menjadi wakil rakyat dan mengabdi untuk negara, tapi perilaku dan gaya hidup mereka hanya mencerminkan keegoisan mereka atas kesejahteraan diri mereka sendiri dan partainya serta golonganya.

Kita sangat berharap, walau mungkin pesimis atas perilaku dan moral anggota DPR dan pejabat negara kita yang semakin “menjijikan”, kita tetap harus tetap optimis dan berharap, pada Pemilu 2014 nanti akan terpilih wakil-wakil rakyat dan pejabat negara yang memang memiliki tujuan mulya dan tidak hanya ingin mencari kekayaan untuk dirinya dan partainya serta golonganya saja tapi benar-benar untuk kesejahteraan rakyat Indonesia seluruhnya. (Blog Detik-Ari ES)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar