Rabu, 09 Oktober 2013

Bangun Komunikasi

Berapapun usia anak kita, kita harus berusaha menjalin hubungan dengan komunikasi yang tak putus. Sejak ia bayi hingga dewasa, pada setiap jenjang umurnya komunikasi yang dilakukan pasti berbeda, ketika bayi, ketika balita, ketika remaja dan ketika masuk usia dewasa. Perlakuan dan sikap-pun juga pasti berbeda.

Untuk menjaga dan menjalin hubungan kita dengan anak agar berjalan terus, termasuk pengawasan setiap langkah yang dilakukan olehnya. Salah satu cara adalah membangun komunikasi yang konsisten dengan anak. Caranya mudah dan sederhana, kita nggak usah terlalu banyak teori karena komunikasi akan berjalan baik bila pada awalnya kita selalu menjadi pendengar yang baik. Pastikan bahwa anak merasa nyaman ketika berbicara pada kita sebagai orang tua, agar dalam mengutarakan pertanyaan atau masalahnya dapat lebih terbuka. Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan anak. Jangan menyela dan menyiapkan jawaban ketika anak sedang berbicara.


Jika segala sesuatu yang disampaikan akan menyingggung perasaan kita, tahanlah emosi, jangan biarkan kemarahan muncul. Ketika orang tua mendengar sesuatu yang buruk, misalnya anak memakai narkoba, jangan biarkan emosi kita merusak dan mengganggu pembicaraan. Jika anak kita agak pendiam atau malu mengungkapkan pertanyaan dan persoalan, Cobalah ajak dia bicara sebagai teman, sehingga anak mau berinisiatif untuk memulainya. Jangan terlalu jaim, karena anak akan menjadi tertutup dan kita tak dapat mengetahui masalah yang dialaminya.

Kalau memang yang disampaikan harus dipuji, berikan pujian. Karena pujian akan membuat dirinya menjadi lebih percaya diri dan mempunyai keyakinan bahwa solusi permasalannya dapat diselesaikan dengan meminta pendapat kita sebagai orang tua. Tekankan hal-hal yang baik dan benar yang dilakukan anak. Jangan terlalu memberinya perhatian pada kesalahan atau hal-hal buruk yang dilakukannya. Hal yang buruk dan nggak baik bisa dibicarakan dilain kesempatan dengan memberikan contoh-contoh kasus yang terjadi, atau kita bicarakan pada saat yang tepat, dan dalam suasana yang kita yakin bahwa anak mau menerima apa yang akan disarankan dan koreksi.


Yang terbaik adalah sebaiknya anak diberikan beri contoh keteladanan. Karena contoh yang diberikan secara langsung akan lebih dipahami oleh anak, daripada sekedar kita bicara secara panjang lebar. Komunikasi bukan semata-mata apa yang diucapkan. Anak melihat hal-hal nyata, niali-nilai kejujuran, kesetiaan dan keadilan dari orang tua kepada anak. Ini akan lebih meyentuh perasaannya dan anak akan mencontoh sesuatu yang dilakukan orangtuanya, karena memang sejak bayi dilahirkan semua hal yang dilakukan oleh orangtua pasti ditiru oleh anak. Orang tua yang memberikan contoh baik, hasilnya akan menjadikan anak yang baik. Apapun yang menjadi teladan insyaallah anak akan menjadi teladan juga buat orang lain.

Selain kata –kata yang kita ucapkam cobalah beri perhatian pada bahasa non verbal. Perhatikan ekspresi wajah dan bahasa tubuh anak ketika berbicara. Dari situ akan terlihat apakah ia tampak gelisah, tidak nyaman, santai atau nyaman. Mudah-mudahan dengan kita memberi perhatian dan menjalin komunikasi yang baik pada anak, kita selalu dapat mengontrol semua yang dilakukan. Dan anak kita akan menjadi kebanggaan buat agama, keluarga, nusa dan bangsa. Semoga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar