Kamis, 10 Oktober 2013

Nostalgia Sekolah Dasar

Ketika aku memasuki sebuah toko, namanya “Cemal-Cemil” di daerah Sentul City, aku agak kaget karena barang yang dijual ditoko tersebut ,adalah barang berupa jajanan dan mainan waktu aku sekolah dasar doeloe.


Ya Allah….….. aku hampir memekik karena  masih aja barang yang udah kuno banget, kira-kira di tahun 1970-an lah. Dari mana dapetnya, emang masih ada yang produksi, kataku dalam hati.


Setelah kulihat-laihat ternyata banyak sekali jenisnya, ada permen, biscuit, kacang sukro, halma, bola bekel, congklak, gasing, monopoli, perahu perang tuk-tuk, yoyo, tembakan plastik, piring kaleng, cangkir kaleng, kue-kue, biskuit kering, cokelat, keripik-keripik,  telur cicak, cokelat cap ayam jago, balon-balon pelembungan, permen rokok, permen karet yang bulat-bulat  serta cemilan zaman dulu lainnya.


Kemasannya pun ada yang menggunakan toples kaleng kerupuk mini, keranjang bambu, maupun besek-besek kecil.  Wah jika melihat semua ini serasa kembali lagi ke nostalgia jaman baheula, dan aku juga jadi inget guruku waktu SD dulu, yaitu Pak Sulaiman, Pak Muchlis, Ibu Siregar, Ibu Tuti dan Pak Karno guru olahraga.


Menurutku main-mainan yang dijual juga banyak yang dijamannya mengandung edukasi yang bisa mendorong kreatifitas anak, selain tentunya meningkatkan kecekatan motorik dan pikiran, ternyata juga dapat meningkatkan sportifitas dan hubungan interpersonal anak dengan teman sebaya. Selain makanan dan mainan  toko ini juga menyediakan perkakas rumahtangga tempo dulu seperti gelas, toples, termos, setrikaan dll.



 Usaha ini menurutku sangat bagus prospeknya, karena selain pembeli bisa bernostalgia juga bisa mengajarkan pada anak-anaknya tentang mainan tempo doeloe yang memerlukan banyak aktivitas serta gerakan tertentu. Kalau mainan sekarang kan kebanyakan jenis digital dan robot yang dimainkannya harus indoor.  Bagi manajemen Cemal-Cemil, sekarang tinggal bagaimana caranya usaha ini agar lebih banyak lagi orang tua dan anak-anak yang dapat melestarikan makanan dan mainan tradisional. Mudah-mudahan usaha ini berkembang terus  karena keunikan konsepnya, dan bisnis ini sangat menjanjikan.

1 komentar:

  1. Saya lihat setrikaan ayam jago itu jadi ingat sewaktu smp dulu di kampung, Muarolabuah Solok. Jaman itu belum ada listrik dikampung saya, almarhum Bapak dan almarhumah Ibu selalu menggosok pakaian anak-anaknya memakai setrikaan itu.

    Kaleng minyak rambut itu, hadeeeh. Jadi ingat waktu kecil sewaktu mau bepergian Bapak saya suka memakaikan minyak rambut POMADE itu ke rambut saya. Rambut jadi licin kayak mangga abis diisep, hehe...

    BalasHapus