Rabu, 09 Oktober 2013

Fajar di Pantai Kuta


          Mentari fajar menyeringai menampakan warnanya, di pagi hari Pantai Kuta-Bali telah dikunjungi oleh wisatawan yang ingin menghirup udara segar, sekedar jogging, atau mencari sarapan.  Pagi yang cerah, langit tampak biru bersih. Pertanda hari ini bakal menjadi hari yang ramah. Orang-orang di seputaran pantai, baik yang bule ataupun orang pribumi, tampak menikmati jalan-jalan ataupun duduk-duduk di atas tumpukan pasir yang sudah dirapikan. Tak begitu banyak orang, jadi indahnya pantai bisa dinikmati lebih dibandingkan siang atau sore hari.


          Para pedagang di pinggiran pantai tampak sibuk mempersiapkan dagangannya mulai dari mie rebus, tahu goreng, tempe goreng, kopi susu dan lain-lain. Sebagian tampak masih membersihkan area pantai yang menjadi tanggung jawab mereka. Sambil menikmati tahu goreng dan mie rebus, aku melihat-lihat keadaan seputar jalan pantai. Belum begitu ramai tampaknya. Tampak pengemudi taksi yang sedang menunggu calon penumpang. Tukang rental papan surfing (surf board) juga nggak kalah sibuk mendorong gerobak dengan puluhan papan surfingnya.


          Pantai Kuta menurutku adalah pantai yang paling sexy dengan merdunya suara ombak dan bule yang berseliweran dengan busana minim, eksotis dan indahnya pantai serta suasana yang western banget. Tapi ketika aku mengunjungi pantai Kuta sehabis sholat subuh saat itu, terlihat benar bahwa pantai kuta adalah pantai asli Indonesia, karena letaknya memang di Bali dan sampah yang berserakan menghiasi pasir pantai, seperti pantai pantai lain di Indonesia. Namun petugas kebersihannya telah siap untuk menyulap pantai kuta menjadi pantai yang asyik dan enjoy tuk rendezvous.


          Wah segarnya pagi ini. Sambil melepas lelah, plus makan seadanya yang tetap terasa enak, bisa menikmati angin mendesir untuk mengusir lelah dan penat. Oh....pantai Kuta walaupun kotor memang selalu cantik, begitu juga di pagi hari.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar