Rabu, 02 Oktober 2013

L a i


Ketika aku tugas ke Samarinda di Kalimantan Timur, hemmm...  pertama kali  ketemu sama buah yang mirip banget sama durian namanya “Lai” kaya panggilan orang batak aja “Lae”. Pas lagi OTW dari Balikpapan ke Samarinda, waktu itu bulan Maret , jadi lagi musim durian lai, lagi banyak-banyaknya hampir sepanjang jalan dua kota tersebut di kanan kiri jalan banyak lapak buah dadakan yang menjajakan buah ini.


 Awalnya aku sama rekan yang ada dalam rombongan ngiranya durian, sepintas lalu tentu kita akan menyangka ini adalah buah durian. Tapi tidak usah kuatir, karena buah lai ini memang satu kerabat dengan buah durian. Kebetulan kalo durian aku dah nggak begitu suka alias ngurangi karena umur yang sudah setengah abad, takut kena kolesterol. Buah Lai adalah buah asli pulau Kalimantan, awalnya hanya tumbuh di pedalaman Kalimantan Tengah, tapi sekarang sudah menyebar hampir di semua wilayah di Kalimantan.


 Aroma buah Lai gak setajam durian, bentuknya aja yang  mirip tapi lebih lembut dan nggak beraroma keras, yang lebih membedakan dengan durian adalah warna dagingnya yang oranye nggak kuning kayak durian kebanyakan. Dan buah lai ini nggak sebesar buah durian, paling cuma sebesar dua kepal tangan orang dewasa. Tapi kalau soal rasa, jujur aku tetap lebih suka dengan rasa buah durian. Bagiku durian lebih punya efek ketagihan daripada buah lai. Menurut beberapa teman yang suka makan buah ini, lai memiliki rasa yang justru lebih pekat ketimbang durian, walaupun aromanya gak tajam. Konon kalau nggak terbiasa makan lai, kata orang sebelum makan buah ini, kita dianjurkan makan nasi dulu biar perut nggak melilit.(Markati Prasetyo)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar