Minggu, 22 September 2013

Disaster Awareness

          Program dan kegiatan kesiapsiagaan terhadap bencana harus terus dirintis dan dikembangkan. Sosialisasi sadar bencana dan latihan menghadapi bencana mesti segera dibiasakan. Bank Indonesia sebagai lembaga yang memiliki banyak kantor perwakilan didaerah rawan bencana, sosialisasi menghadapi bencana wajib untuk dimunculkan dan didukung sepenuhnya.


          Kegiatan yang dapat dilakukan sebelum bencana dapat berupa pendidikan peningkatan kesadaran bencana disaster awareness, latihan penanggulangan bencana (disaster drill), penyiapan teknologi tahan bencana (disaster-proof), membangun sistem sosial yang tanggap bencana, dan perumusan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana (disaster management policies).


          Untuk meningkatkan kesiapsiagaan penanganan bencana, maka Grup Pengamanan Bank Indonesia telah mengadakan kegiatan disaster drill berupa simulasi kebakaran, yang merupakan merupakan latihan gabungan Floor Captain (FC), Incident Comander (IC), Pegawai dan Dinas Pemadam Kebakaran DKI. Latihan tersebut berlangsung pada tanggal 15 September 2013 di Gedung Tipikal, yang diikuti kurang lebih 700 orang, melibatkan seluruh Pegawai penghuni gedung tersebut beserta FC-nya.


          Sosialisasi simulasi mengahadapi bencana kebakaran harus dilakukan langsung agar Pegawai aware dengan konsep mengahadapi awal bencana dan peringatan dini. Disinilah peran Floor Captain dalam menerapkan langkah-langkah awal supaya tidak terjadi krodit diantara Pegawai. FC diminta efektif dalam mengarahkan Pegawai karena FC-lah yang lebih mengetahui kondisi dan lokasi area kerjanya.


          Tujuan simulasi adalah untuk menciptakan disaster awareness, agar ketika bencana terjadi pegawai tidak panik dan tertib sehingga tidak timbul korban atau terjadi cidera “Semakin rutin Pegawai Bank Indonesia melakukan latihan dalam mengantisipasi bencana, maka akan semakin baik disaster awareness. Pegawai harus dilatih sedemikian rupa, bukan hanya Satpam, sehingga betul-betul memiliki kompetensi dalam menghadapi dan menangani bencana,” ujar Kepala Tim Strategi dan Kebijakan Pengamanan BI, Musliha.


          Dikatakannya, sebenarnya skala kerusakan, korban dan resiko akibat bencana dapat diminimalisir apabila Bank Indonesia memiliki manajemen peringatan dini yang baik. Terlepas dari kenyataan bahwa bencana alam adalah bagian dari takdir Illahi, sehingga seringkali tak bisa dicegah, namun manusia memiliki kekuatan akal dan pengetahuan yang semestinya bisa dimaksimalkan untuk mereduksi atau meminimalisir bahaya (damages) bencana alam.


          Selama ini, kita lebih banyak melakukan kegiatan pasca bencana (post event) berupa emergency response (USAR) dan recovery daripada kegiatan sebelum bencana. Padahal, apabila kita memiliki sedikit perhatian terhadap kegiatan-kegiatan sebelum bencana, kita dapat mereduksi potensi bahaya/kerugian yang mungkin timbul ketika bencana. Sehingga tidak ada lagi Pegawai yang bertanya “Dimana pintu daruratnya?”, padahal Pegawai tersebut tiap hari berkantor ditempat yang sama, namun karena kurangnya disaster awareness ,maka Pegawai tersebut tidak peduli akan keselamatan dirinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar