"Hidup
seperti main film. Butuh skenario alias proposal. Andalah pemain
utamanya," tegas Jamil Azzaini, salah satu motivator yang terkenal dengan
konsep Sukses Mulia-nya.
Begitulah yang disampaikan Jamil
Azzaini saat menyampaikan motivasinya dalam pelatihan “Suksesmulia Personal
Mastery”, yang diselenggarakan Grup Pengamanan Kantor Pusat Bank Indonesia
bekerjasama dengan “Kubik Traning”. Pelatihan diadakan dalam 2 tahap pada hari
Sabtu tanggal 24 Maret dan 7 April 2013 di Ruang Serbaguna Lantai 3 Menara Syafruddin
Prawiranegara (gedung B). Pelatihan diikuti oleh hampir seluruh Pegawai Grup
Pengamanan mulai dari yang paling bawah sampai pimpinan (Bottom up).
Materi yang diberikan cukup
memikat dan penyampaiannya sangat lugas diselingi contoh humor yang intelek.
Dalam salah satu materi yang disampaikan Jamil bahwa banyak orang yang bekerja
tetapi tersiksa. Anehnya, hal itu bertahan sangat lama. Mereka
rela hidup menderita setiap hari. Selain membuat mereka sulit berkembang, kerja
mereka berpeluang tidak dicatat sebagai ibadah. Mengapa? Karena mereka bekerja
tidak tulus ikhlas. Akhirnya, penghasilan tak kunjung meningkat, pahalapun tak
mereka dapat. Rugi dunia dan bisa menyesal di akhirat. Hidup itu singkat,
nikmatilah kehidupan dunia sekaligus sebagai bekal untuk kehidupan nanti. Hal
yang paling mendasar untuk mendapatkan keduanya, bekerjalah dengan benar dan
lakukanlah ikhlas karena-Nya.
Apakah
pekerjaan dan aktivitas sehari-hari sudah memenuhi apa kita inginkan, bila
belum, segeralah buatlah proposal hidup. Banyak orang mengatakan hidup itu
mengalir saja, toh nanti akan sampai ke laut juga. Benarkah? Tidak semua air,
kalau dibiarkan, akan mengalir ke laut. Seperti air, aliran hidup kita pun,
kata Mas Jamil, harus diarahkan melalui sebuah proposal hidup. Ia mencontohkan
dirinya yang menyusun sendiri proposal hidupnya untuk sekian tahun ke depan,
termasuk capaian dan lompatan-lompatan hidup yang akan dituju. Serinci mungkin,
sedetil mungkin, sedemikian rupa sehingga arah hidup kita menjadi jelas.
Proposal itu dibuat untuk menuntunnya menggapai prestasi tertinggi yang bisa
dibanggakan di hadapan Allah.
Selain
membuat proposal hidup, sebaiknya kita juga harus memperhatikan hal-hal yang
membuat enjoy dalam bekerja, antara lain lakukanlah sesuatu yang kita cintai.
Temukanlah berbagai aktivitas yang benar-benar Anda cintai dan juga tak
melanggar ketentuan-Nya. Kita sangat enjoy saat mengerjakan hal itu. Kita
begitu menikmati bahkan rela bekerja hingga larut malam tanpa banyak keluhan.
Sang Maha Pencipta menciptakan kita dengan berbagai talenta yang berbeda.
Setiap kita pasti mempunyai aktivitas yang kita cintai. Temukanlah. Saat kita
sudah menemukannya, sejak saat itulah sebenarnya kita sudah tidak bekerja
tetapi menjalankan hobi. Nikmat, asyik dan membahagiakan.
Kedua
kuasailah. Sesuatu yang kita cintai haruslah dipupuk. Bagaimana cara mempupuk
cinta dalam hal pekerjaan atau aktivitas? kita berusaha terus untuk menguasai
pekerjaan itu hingga benar-benar ahli. Bahkan kita rela mengeluarkan investasi
untuk terus menerus meningkatkan kemampuan di bidang yang ditekuni. Ketiga,
menghasilkan. Melakukan sesuatu yang kita cintai dan kuasai tanpa hasil akan
membuat kita kehabisan “bahan bakar”. Kita harus mengidentifikasi
hasil apa saja yang diperoleh saat mengerjakan hal itu. Tidak semua jerih payah
menghasilkan uang atau harta. Boleh jadi menghasilkan nama baik, intangible
asset dan jangan lupa tentu mengasilkan pahala. Agar kita terus semangat
dan bergairah maka kita harus tahu persis hasil-hasil apa saja yang kita
peroleh jika menekuni hal itu.
Banyak
orang takut gagal, menghindari cobaan atau tantangan dan sedih berkepanjangan
saat mendapat cobaan atau musibah. Bagi yang berkarir, mungkin ujiannya adalah
pimpinan yang tidak visioner atau mungkin anak buah yang “ndablek” alias keras
kepala, malas dan sulit dikembangkan. Ujian itu menjadikan kita belajar
bagaimana kita bisa “memimpin” pimpinan kita. Termasuk kita juga belajar
bagaimana memberdayakan orang-orang yang pada awalnya “trouble maker” kemudian
menjadi SDM yang hebat.
Dalam
kehidupan rumah tangga, terkadang datang ujian berupa anak dengan berbagai
keterbatasannya, pasangan hidup yang tidak sesuai harapan atau bahkan dari
orang tua yang memiliki pandangan berbeda dengan kita. Semua itu ujian yang
akan menguatkan dan menyempurnakan hidup kita. Apabila hidup kita ayem-tentrem
alias berada di zona nyaman, waspadalah dan bersedihlah. Segeralah buat
target-target yang lebih menantang agar cobaan dan ujian datang kepada kita.
Perluas zona nyaman kita. Ingatlah pesan nabi, “Yang tidak pernah mendapat
ujian atau cobaan, sesungguhnya ia jauh dari kasih sayang Allah.”
Bila
hidup kita ibaratkan seperti lari, aktivitas rutin sehari-hari ibarat marathon.
Nah, dalam waktu-waktu tertentu kita perlu sprint atau lari cepat agar kita
tidak menjadi orang rata-rata. Sprint inilah yang berpeluang besar mendatangkan
cobaan dan ujian. Dan cobaan yang datang dari aktivitas sprint itu adalah
pertanda bahwa Sang Maha Pencipta masih mencintai kita.(sumber : materi
pelatihan Suksesmulia Personal Mastery oleh Jamil Azzaini).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar