Jumat, 20 September 2013

Sukses Mulia

"Hidup seperti main film. Butuh skenario alias proposal. Andalah pemain utamanya," tegas Jamil Azzaini, salah satu motivator yang terkenal dengan konsep Sukses Mulia-nya.

Begitulah yang disampaikan Jamil Azzaini saat menyampaikan motivasinya dalam pelatihan “Suksesmulia Personal Mastery”, yang diselenggarakan Grup Pengamanan Kantor Pusat Bank Indonesia bekerjasama dengan “Kubik Traning”. Pelatihan diadakan dalam 2 tahap pada hari Sabtu tanggal 24 Maret dan 7 April 2013 di Ruang Serbaguna Lantai 3 Menara Syafruddin Prawiranegara (gedung B). Pelatihan diikuti oleh hampir seluruh Pegawai Grup Pengamanan mulai dari yang paling bawah sampai pimpinan (Bottom up).


Materi yang diberikan cukup memikat dan penyampaiannya sangat lugas diselingi contoh humor yang intelek. Dalam salah satu materi yang disampaikan Jamil bahwa banyak orang yang bekerja tetapi tersiksa. Anehnya, hal itu bertahan sangat lama. Mereka rela hidup menderita setiap hari. Selain membuat mereka sulit berkembang, kerja mereka berpeluang tidak dicatat sebagai ibadah. Mengapa? Karena mereka bekerja tidak tulus ikhlas. Akhirnya, penghasilan tak kunjung meningkat, pahalapun tak mereka dapat. Rugi dunia dan bisa menyesal di akhirat. Hidup itu singkat, nikmatilah kehidupan dunia sekaligus sebagai bekal untuk kehidupan nanti. Hal yang paling mendasar untuk mendapatkan keduanya, bekerjalah dengan benar dan lakukanlah ikhlas karena-Nya.


Apakah pekerjaan dan aktivitas sehari-hari sudah memenuhi apa kita inginkan, bila belum, segeralah buatlah proposal hidup. Banyak orang mengatakan hidup itu mengalir saja, toh nanti akan sampai ke laut juga. Benarkah? Tidak semua air, kalau dibiarkan, akan mengalir ke laut. Seperti air, aliran hidup kita pun, kata Mas Jamil, harus diarahkan melalui sebuah proposal hidup. Ia mencontohkan dirinya yang menyusun sendiri proposal hidupnya untuk sekian tahun ke depan, termasuk capaian dan lompatan-lompatan hidup yang akan dituju. Serinci mungkin, sedetil mungkin, sedemikian rupa sehingga arah hidup kita menjadi jelas. Proposal itu dibuat untuk menuntunnya menggapai prestasi tertinggi yang bisa dibanggakan di hadapan Allah.

Selain membuat proposal hidup, sebaiknya kita juga harus memperhatikan hal-hal yang membuat enjoy dalam bekerja, antara lain lakukanlah sesuatu yang kita cintai. Temukanlah berbagai aktivitas yang benar-benar Anda cintai dan juga tak melanggar ketentuan-Nya. Kita sangat enjoy saat mengerjakan hal itu. Kita begitu menikmati bahkan rela bekerja hingga larut malam tanpa banyak keluhan. Sang Maha Pencipta menciptakan kita dengan berbagai talenta yang berbeda. Setiap kita pasti mempunyai aktivitas yang kita cintai. Temukanlah. Saat kita sudah menemukannya, sejak saat itulah sebenarnya kita sudah tidak bekerja tetapi menjalankan hobi. Nikmat, asyik dan membahagiakan.

Kedua kuasailah. Sesuatu yang kita cintai haruslah dipupuk. Bagaimana cara mempupuk cinta dalam hal pekerjaan atau aktivitas? kita berusaha terus untuk menguasai pekerjaan itu hingga benar-benar ahli. Bahkan kita rela mengeluarkan investasi untuk terus menerus meningkatkan kemampuan di bidang yang ditekuni. Ketiga, menghasilkan. Melakukan sesuatu yang kita cintai dan kuasai tanpa hasil akan membuat kita kehabisan “bahan bakar”. Kita harus mengidentifikasi hasil apa saja yang diperoleh saat mengerjakan hal itu. Tidak semua jerih payah menghasilkan uang atau harta. Boleh jadi menghasilkan nama baik, intangible asset dan jangan lupa tentu mengasilkan pahala. Agar kita terus semangat dan bergairah maka kita harus tahu persis hasil-hasil apa saja yang kita peroleh jika menekuni hal itu.

Banyak orang takut gagal, menghindari cobaan atau tantangan dan sedih berkepanjangan saat mendapat cobaan atau musibah. Bagi yang berkarir, mungkin ujiannya adalah pimpinan yang tidak visioner atau mungkin anak buah yang “ndablek” alias keras kepala, malas dan sulit dikembangkan. Ujian itu menjadikan kita belajar bagaimana kita bisa “memimpin” pimpinan kita. Termasuk kita juga belajar bagaimana memberdayakan orang-orang yang pada awalnya “trouble maker” kemudian menjadi SDM yang hebat.


Dalam kehidupan rumah tangga, terkadang datang ujian berupa anak dengan berbagai keterbatasannya, pasangan hidup yang tidak sesuai harapan atau bahkan dari orang tua yang memiliki pandangan berbeda dengan kita. Semua itu ujian yang akan menguatkan dan menyempurnakan hidup kita. Apabila hidup kita ayem-tentrem alias berada di zona nyaman, waspadalah dan bersedihlah. Segeralah buat target-target yang lebih menantang agar cobaan dan ujian datang kepada kita. Perluas zona nyaman kita. Ingatlah pesan nabi, “Yang tidak pernah mendapat ujian atau cobaan, sesungguhnya ia jauh dari kasih sayang Allah.”

Bila hidup kita ibaratkan seperti lari, aktivitas rutin sehari-hari ibarat marathon. Nah, dalam waktu-waktu tertentu kita perlu sprint atau lari cepat agar kita tidak menjadi orang rata-rata. Sprint inilah yang berpeluang besar mendatangkan cobaan dan ujian. Dan cobaan yang datang dari aktivitas sprint itu adalah pertanda bahwa Sang Maha Pencipta masih mencintai kita.(sumber : materi pelatihan Suksesmulia Personal Mastery oleh Jamil Azzaini).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar