Minggu, 04 Agustus 2013

Eksploitasi

          Sore ini, untuk kedua kalinya aku diajak Mama nonton Topeng Monyet. yang pertama pas topeng monyetnya main didekat rumah, terus yang kedua pas diajak main ke Monas. Setiap kali monyetnya mendekat ke aku, aku selalu mau memegangnya. Asyik loh...monyet-nya lucu dan pintar, bisa naik sepeda, naik motor, pake topeng dan memegang senjata sambil berguling guling.



          Namun kali ini monyetnya sangat jinak sekali, dia mau kupegang dan bahkan kucium. Sebenarnya aku agak khawatir juga jika monyetnya marah lalu timbul sifat liarnya, pasti dia akan mencoba untuk mencakar dan mencengkeramku. Tapi kekhawatiran itu kubuang jauh karena sore itu yang tampil monyetnya sungguh luar biasa baiknya. Hampir semua penonton ikut memberi uang sebagai tanda terima kasih karena si Monyet telah menghibur, kulihat mama ku juga memberi sekedarnya.

          Tapi walaupun begitu sebenarnya hatiku sangat miris jika melihat topeng monyet beraksi, bagaiman tidak,  aku menyaksikan hiburan namun dilain pihak kita meng-eploitasi hewan yang sebenarnya lucu dan imut.  Karena  aku merasa hak hidup bebas sebagai hewan telah diambil oleh manusia yang mempunyai akal dan pikiran. Aku nggak tega melihat para monyet dieksploitasi secara paksa memakai topeng dan berjoget dangdut serta naik motor. Tapi kenapa cuma monyet padahal sirkus juga melanggar haknya hewan, burung-burung dipelihara oleh orang-orang kaya didalam sangkar. Macan, gajah, kuda , beruang dilatih setiap hari dan diberi makan berbagai daging dan buah-buahan namun semua hidupnya serba terbatas.

          Seandainya saja mereka dibiarkan hidup dialam bebas, ditempat dimana mereka biasa mencari makan dan berkembang biak, oh…indah sekali dunia ini. Alamnya yang ramah, hewannya yang cantik dan memikat, dan penegak hukumnya tegas serta nggak  membiarkan kejahatan, penindasan, pembunuhan, penyiksaan terhadap satwa.(sumber : blog tetangga)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar