Senin, 12 Agustus 2013

J u j u r

            Kejujuran kedengarannya sangat simpel. Kesesuaian antara kata-kata dengan tindakan dengan yang nyata. Tambahan lagi, kejujuran adalah hubungan yang dekat dengan nurani, patuh dan aktif mengembangkannya. Apa yang menyebabkan kita nggak menerjang lampu merah pada saat lengang? Apa yang menyebabkan kita nggak melakukan mark up gila-gilaan ketika kesempatan ada? Apa yang menyebabkan kita nggak menghalalkan “white lies”? Tanpa disadari kita sering terganggu pada konsekuensi dari perilaku kita. Mungkin kita akan menghadapi sikap tersinggung orang lain atau bahkan tekanan sosial dari orang-orang yang menyepelekan kejujuran. Satu hal yang pasti adalah bahwa kita memerlukan keberanian tinggi untuk tetap bertindak jujur, dalam keadaan ekonomi, bisnis, nilai nilai yang semrawut ini.

            Apapun situasinya, kita perlu menghidupkan disiplin diri yang tinggi dan berupaya keras mengungkapkan kebenaran yang pas, nggak lebih nggak kurang. Kita sering, tanpa sadar mendramatisir, ide-ide kita, menggeneralisir ataupun mendiskon kalimat-kalimat kita. Kitapun sudah terbiasa membuat penilaian terhadap suatu situasi , melebihi kemampuan ahlinya. Kata-kata yang kita susun sering demikian bagusnya, sehingga kita sendiripun nggak mencerna dan menelaah kebenarannya lagi.  Sebagai akibat, kita nggak terlatih untuk menggambarkan keadaan yang obyektif dan deskriptif. Kebiasaan mencari fakta yang obyektif ini adalah latihan bagi kita agar kita nggak gampang dibelokkan, diselewengkan atau dimusnahkan. Sejarah, politik dan fakta di masyarakat akan terjaga kebenarannya bila semua orang di sekitar suatu lingkungan terbiasa dengan kebenaran faktual tadi. (ER&SS)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar