Selasa, 13 Agustus 2013

Ground Zero

          Sejarah tak akan berputar dan waktu tak akan kembali, tanggal 12 Oktober 2002 menjadi catatan khusus buat Pulau Dewata. Tanggal itu masuk dalam sejarah karena peristiwa ledakan di Kuta oleh teroris yang sudah professional :  Amrozi cs.  


          Ratusan wisatawan, terutama asing, dan warga sekitarnya menjadi korban ledakan bom yang diletakkan di dalam mobil sewaan. Selanjutnya untuk mengenang peristiwa tersebut, didirikanlah sebuah monumen yaitu Monumen Tragedi Kemanusiaan yang biasa di sebut kawasan Ground Zero.
Monumen Ground Zero terletak di Jalan Legian, Kuta. Yang merupakan kawasan yang ramai oleh wisatawan terutama mancanegara, di mana sepanjang jalan itu terdapat banyak cafe, club, dan toko-toko, serta tempat-tempat untuk menginap. Monumen ini sangat mudah untuk dicapai karena selain berada di tempat yang ramai dikunjungi wisatawan, juga merupakan kawasan atau salah satu jalur yang dilewati oleh setiap wisatawan yang ingin ke Pantai Kuta.

          Sejak berdiri monumen itu, keluarga korban dan pengunjung berdatangan untuk berdoa sejenak atau hanya datang untuk melihat-lihat, khususnya pada tanggal 12 Oktober setiap tahunnya. Bahkan, sehari-hari pun ada saja wisatawan asing atau domestik yang sekadar berkunjung karena penasaran dengan lokasi ledakan itu. 


          Monumen itu sebagai tanda kebangkitan Bali serta mewujudkan kesjahteraan dan perdamainan umat manusia di dunia, serta hormat menghormati. Lalu, apa makna dibalik bangunan itu? Berbagai unsur seperti Altar, Prasasti, Tiang Bendera, Kayonan, Tugu, Tri Kona Nemu Gelang, dan Kolam. Altar berarti sebagai tempat sesaji dalam memberi penghormatan, Prasasti memuat seluruh nama korban, Tiang Bendera menjadi penanda asal negara seluruh korban. Selanjutnya, Kayonan (ukiran seperti gunungan dalam pewayangan) artinya kehendak yang seharusnya dikendalikan, Tri Kona Nemu Gelang (tembok berbentuk setengah lingkaran seperti gelang sebanyak tiga posisi) artinya simbol kehidupan.
Sedangkan kolam yang berada di tengah itu berbentuk bulat dengan sembilan air mancur sebagai simbol kumbanda (roh).

          Jadi harapannya, monumen itu mampu memancarkan kedamaian dan perdamaian ke seluruh penjuru mata angin.... Sekadar mengingatkan, jumlah korban meninggal sebanyak 201 orang dari 22 negara, antara lain Indonesia, Australia, Inggris, Amerika, Equador, Italia, Portugis, Swedia, Brazil, Korea, Jepang, Selandia Baru, Canada, Afrika Selatan, Yunani, Taiwan, Denmark dll. Korban terbanyak adalah Australia sebanyak 88 orang dan Indonesia 38 orang. 


"Jika tak ada bom Bali, mungkin Kuta tak tertata indah seperti sekarang, dulu, orang-orang seperti kesetanan berada di Kuta.
Memakai baju minim ke sana-sini. Bahkan terasa tak ada malu. Sekarang, keadaan itu semakin berkurang dan semoga terus damai...," kata salah satu warga Kuta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar