Kamis, 22 Agustus 2013

Gramopon

          Saat aku ada tugas di Hotel Sari Pan Pacifik Jakarta, aku melihat ada sebuat alat pemutar pringan hitam tahun jebot. Namanya “Gramophone” (gramopon), siapa yang belum kenal Gramopon ?, alat pemutar musik yang menggunakan piringan hitam. Nama  Gramopon berasal dari Emilie Berliner yang pada tahun 1888 menemukan piringan hitam jenis baru dan mematenkannya di bawah label Berliner Gramaphone. Pada tahun 1918 masa pematenan berakhir, semua label pun berlomba-lomba untuk memproduksi piringan hitam. Pada masa itu, kebanyakan pemilik gramophone masih terbatas pada kalangan menengah atas saja. 



           Biarpun piringan hitam sempat turun pamornya sejak adanya CD yang memiliki fisik yang lebih kecil dan mudah dibawa pada awal tahun 1980an, tapi masa sekarang ini, piringan hitam masih dan sedang banyak dicari. Karena orang-orang yang ingin memiliki rekaman musisi idolanya, ingin mempunyai rekaman mereka dari zaman piringan hitam, seperti contohnya The Beatles. Selain itu nilai tambahan untuk yang mempunyai piringan hitam sekarang ini adalah kepuasan batin, gengsi, dan esensinya dalam mengoleksi barang. Malah belakangan para penggemar musik menilai bahwa kualitas suara yang berasal dari piringan hitam jauh lebih bagus dan tajam dari pada CD (Compact Disc).

 

          Asal tau aja kalau yang namanya Grammy Award, atau ajang musik dunia di Amerika itu juga diambil dari nama “gramophone”. Saat ini gramopone hanya ada pada tempat-tempat dan orang orang tertentu yang menyimpannya.




1 komentar: