Minggu, 18 Agustus 2013

Mie Kocok

          Mie Kocok merupakan kuliner kondang di Kota Bandung, dima mana banyak yang jual, mulai dari kakilima sampai restoran, tiap kali aku berkunjung ke Bandung pasti mampir ke Mie Kocok deket stasion. Walau tempatnya kecil dan agak panas tapi begitu satu mangkok mie kocok hadir di hadapan, ketidaknyamanan itu langsung lenyap berganti dengan hasrat yang luar biasa untuk menyeruput kuah mie kocok, yang tampilannya begitu mengundang. Bulatan-bulatan kekuningan yang berasal dari kaldu kaki sapi meletup-letup di dalam kuah. Seperti minyak yang melumuri mie. Kala memasukan suapannya dengan menggigit empuk dan kenyalnya kikil, lezatnya Mie Kocok “Pak H. Endan” makin terasa.



          Berada di pelataran parkir toko ”kartikasari” dekat stasion kereta api Bandung, mie kocok ini, sudah sangat populer. Kepopuleran namanya menghinggapi orang orang yang hobi berkuliner di Bandung tiap Sabtu atau Minggu.  Rasa yang tak bisa dilupakan yang membuat nama Mie Kocok H. Endan terus melambung. Rasa kikilnya enak empu kenyal-kenyal gitu. Mie-nya pakai mie basah yang halus dan warna kuning pekat, terus mie itu di rebus bersama tauge, lalu kalo udah mateng di taro di mangkok, baru deh di kasi kuah. Pake kaldu sapi, rasa kuahnya gurih, lamak nian rasanya. Di tambah perasan jeruk nipis, kasi kecap manis, sama sambel yang asam pedes rasanya makin enak, mantap!!


          Menurut Wawan, salah seorang keluarganya yang selalu melayani pembeli dengan ramah, usaha yang diturunkan mamangnya ini dipelajarinya tahun 1990-an. Pada tahun 1992 Wawan mulai membantu menjajakan mie kocok berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya sambil memanggul. Setelah dipanggul beralih dengan mendorong roda. Pada tahun 1997 Wawan mulai menetap di emperan toko roti Kartika sari yang sekarang sudah menjadi pusat usaha mie kocoknya. "Semua perlu perjuangan, bagaimana caranya agar laku," tutur Wawan.


          Sampai saat ini, Mie Kocok-nya tak pernah sepi pelanggan, terutama hari-hari libur. Dalam satu hari bisa menghabiskan sekitar 80 kaki sapi. Sedangkan jika akhir pekan bisa mencapai 100 kaki sapi. Dalam satu hari omzet yang lumayan bisa didapatkan. Bapak dari tiga putra ini masih ingin terus mempertahankan nama usahanya yang sudah populer. Meski begitu dirinya masih punya kenginan untuk mebuka cabang. Sehingga penyebaran penjualan Mie Kocok H Endan bisa merata. Satu porsi mie kocok spesial Rp 13 ribu sedangkan mie kocok biasa Rp 12 ribu. Penambahan sumsum tulang yang lembut dan kuku sapi yang sedap serta kerupuk kampung dalam mie kocok spesial menambah kenikmatan di tengah kaldu yang kaya rasa. Apalagi miunmannya es kelapa jeruk, makin nggak keliatan deh mertua yang lewat, wah... wah... wah... (sumber : Blog tetangga)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar