Senin, 12 Agustus 2013

Herlina Christine Natalia Hakim

           Christine Hakim, seorang senior dalam dunia selebriti Indonesia, masih tetap dikenal dan namanyapun masih menjadi selling point sampai saat ini. Christine Hakim memiliki nama panjang Herlina Christine Natalia Hakim, lahir di Kuala Tungkal, Jambi, 25 Desember 1956. Christine adalah salah satu aktris senior Indonesia yang telah menyandang sejumlah penghargaan tinggi dunia. Dia juga menerima penghargaan Nikkei Asia Prizes bidang kebudayaan dari koran Jepang, Nikkei Shimbun. Sementara penghargaan nasional yang diterimanya di antaranya, delapan kali menerima Piala Citra Pemeran Wanita Terbaik, Satyalancana Wira Karya dan Bintang Budaya Parama Dharma. Selain itu, bersama aktor Ferry Salim, ia juga menjadi duta UNICEF, yaitu organisasi di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk urusan pendidikan.



            Christine yang lulusan SMA VI Bulungan tahun 1974 ini, tak pernah melakoni karakter antagonis, bukan berarti tak mau bermain karakter tersebut, namun Christine hanya mencari karakter yang pas. Di mana karakter antagonis yang tak berlebihan dan tetap memiliki sisi baik. Kepedulian Christine terhadap warisan bangsa memang tak perlu diragukan. Hal ini terlihat dari usahanya untuk mengangkat olah raga pencak silat ke layar lebar. Seperti pada film ”Merantau” yang turut ia bintangi pada tahun 2009, bahkan film ini diputar pada Festival Film Cannes.

            Tidak ada yang menyangka bila aktris hebat Christine Hakim mulanya tidak punya kehendak sama sekali menjadi aktris. Menurut pengakuannya, kiprahnya di dunia seni peran karena by accident. "Kalau tidak ada Teguh Karya, saya tidak tahu ada dimana sekarang," kenang Chtistine. Sebelum bertemu dengan sutradara besar itu, ia pernah bercita-cita menjadi seorang arsitek atau psikolog. Tapi begitulah yang namanya hidup, semua serba tidak terduga. Cita-cita tinggalah angan di masa silam. Buktinya, sebelum menjadi aktris ia sempat merintis karir sebagai seorang foto model dan peragawati.


            Buah dari perjumpaan awal ini dengan Teguh Karya, adalah dipercayanya ia menjadi pemeran utama pada film "Cinta Pertama" (1973). Meski itu debut awalnya di dunia yang hingga kini ia selami, kecemerlangan Christine berolah peran di film itu, mengantarkan ia sebagai aktris terbaik dengan meraih Piala Citra pada FFI 1974. Nama Christine Hakim pun langsung melambung di blantika film nasional setelah ia berkolaborasi dengan sederet sutradara terkemuka seperti Syumanjaya, Arifin C. Noer, Wim Umboh dan Eros Djarot. Dalam perjalanannya, nama Christine Hakim pun menjadi jaminan sukses di ajang Festival Film Indonesia (FFI). Bahkan tidak itu saja. Pesona Christine telah melampaui batas negara dan benua. Banyak penghargaan film dari mancanegara ia raih. Terakhir, ia didaulat menjadi salah satu juri di ajang bergengsi Festival Film Cannes ke-55 tahun 2002 di Perancis, bersama bintang film Hollywood Sharon Stone ”Basic Instinct”, Michele Yeoh ”Tomorrow Never Dies” dan sutradara David Lynch selaku ketua dewan juri saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar